Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok usaha Korindo Group selama ini terkenal dengan bisnis intinya yakni perkebunan kayu di Kalimantan dan Papua. Dalam menunjang bisnis tersebut, Korindo tercatat memiliki anak usaha di bidang logistik dan ekspedisi yang telah berdiri sejak awal 1990-an, yakni PT Bimaruna Jaya.
Sama halnya dengan banyak perusahaan di berbagai sektor, perusahaan sektor logistik turut didera dampak virus corona selama dua tahun melanda. Bimaruna Jaya ternyata mampu bertahan bahkan bisa menunjukan pertumbuhan yang positif dan berharap tetap tuimbuh di tengah tantangan resesi global pada 2023.
Direktur Marketing Bimaruna Jaya Mustofa Kamal Hamka mengungkapkan, salah satu strategi yang digunakan perusahaan bertahan melewati pandemi adalah merangkul kompetitor. Menurutnya, kompetisi dalam bisnis itu sehat. Akan tetapi bersinergi dan melakukan sharing economy jauh lebih sehat. Tujuannya adalah tercipta relasi simbiosis mutualisme.
“Kalau mereka over demand tentu kita akan diingat, begitu juga sebaliknya. Sehingga kita saling bersinergi,” ucap Kamal, Sabtu (26/11/2022).
Dia mengenang saat dirinya pada 2019 ditunjuk langsung oleh Korindo pusat untuk memimpin kegiatan marketing Bimaruna. Saat itu ia harus belajar banyak karena diminta untuk mentransformasi perusahaan ini, dan tak lama kemudian Covid-19 pun menyerang.
Ada sejumlah strategi unik yang dilakukan oleh mantan Vice President Lazada ini. Alih-alih mengadakan rapat terus-terusan, ia memilih turun langsung ke bawah. Melihat langsung operasional dengan mata kepala sendiri. Semua informasi yang diterima dari Leader Group dicek ulang. Bukan karena tidak percaya pada laporan itu namun ia mengaku ingin mengalami sendiri segala lapisan inti bisnis.
Baca Juga
Ia pun membuka komunikasi dengan berbagai lapis organisasi. Mulai dari manager sampai lapis paling bawah. Ia mengaku senang mengulik sesuatu sampai ke intinya. Hingga akhirnya ia paham benar apa masalah apa yang sedang dialami oleh tempat yang ia pimpin.
“Saya lebih banyak ngobrol dengan supir operasional. Mereka garis depan perusahaan ini, mereka yang mengantar kontainer-kontainer ini. Hingga saya paham benar letak hal yang harus di upgrade di sebelah mana,” ucap Kamal.
Setelah diteliti, hal utama yang menghambat pertumbuhan perusahaan tersebut adalah karena tidak efektif. Beberapa proses birokrasi dan dianggap membuat karyawan tidak punya rasa memiliki pada perusahaan. Sehingga hal pertama dan paling utama yang diubah Kamal adalah budaya perusahaan tersebut.
Tentu tidak mudah melakukan hal tersebut. Ada pihak-pihak yang merasa terusik dengan perubahan. Alih-alih memusuhi, mantan CEO Etobee Indonesia ini malah merangkul mereka. Istilah populernya adalah ‘ajak ngopi’. Sehingga resolusi dari masalah pun mendapat titik terang.
Ia punya pendapat yang cukup berbeda tentang transformasi. Bagi dia transformasi itu sangat penting bahkan hal utama yang harus dilakukan. Bukan hanya transformasi digital. Namun transformasi kultural. Menurutnya, jika hanya memindahkan kegiatan ekonomi konvensional ke ranah digital tentu tidak sulit. Akan tetapi mentransformasi manusia bukanlah pekerjaan gampang.
“Kita ubah dulu manusia yang ada di dalamnya, bagi kita karyawan itu adalah aset,” ucap Kamal.
Hal ini akhirnya membuat PT Bimaruna Jaya menunjukan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai 3 kali lipat secara eksponensial sejak divisi marketing dipimpin oleh Kamal.