Bisnis.com, JAKARTA - Wong Solo Group ditunjuk oleh perusahaan Arab Saudi Mashariq (Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company) sebagai operator penyedia makanan bagi jamaah haji dan umrah.
Melalui PT Hati Barokah Investama (PT HBI), perusahaan ini akan memasok masakan siap saji dengan cita rasa makanan khas Indonesia untuk para jamaah yang tengah melaksanakan ibadah di tanah suci.
Sebagai jaringan bisnis kuliner asal Indonesia yang memilih menerapkan syariat Islam dalam menjalankan bisnisnya bahkan telah menembus pasar Timur Tengah, tentunya memancing rasa penasaran publik.
Lantas, seperti apa profil bisnis dari Wong Solo Group? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Melansir dari kanal Youtube-nya, Wong Solo Group telah berdiri sejak tahun 1992, di mana sosok Puspo Wardoyo adalah founder sekaligus pemilik Restoran Ayam Bakar Wong Solo yang telah hadir sejak April 1991.
Saat ini Wong Solo Group telah berhasil memiliki beberapa armada yaitu Ayam Penyet Surabaya, Ayam Bakar KQ-5, Sambal Lalap Wong Solo, Iga Bakar Giri, Mie Jogja Pak Karso, Ayam Goreng Lombok Solo dan Soto Lamongan Cak Sandy.
Baca Juga
Adapun, cikal bakal dari kesuksesan Wong Solo Group hingga bisa menaungi 8 brand dengan lebih dari 250 cabang serta mampu mempekerjakan pegawai hingga 8.000, nyatanya berawal dari pedagang kaki lima yang berjualan sajian ayam di Polonia, Medan.
“Jadi, karena kami jual rasa dan ternyata cocok di lidah orang, makin lama jualannya semakin ramai hingga padat untuk dikunjungi. Hingga akhirnya, dengan tabungan yang ada, saya pun membeli tanah di lokasi tersebut dan berdirilah rumah makan yang lebih besar dan permanen,” jelas Puspo pada kanal Youtube Helmy Yahya.
Alhasil, dari waktu ke waktu kemajuan usaha rumah makan miliknya semakin besar dan semakin luas di kenal oleh masyarakat di kota Medan.
Wong Solo pun berubah menjadi PT Sarana Bakar Digdaya (PT. SBD) dan puncak dari perkembangan Rumah Makan.
Buka Franchise Ayam Bakar Wong Solo
Pada tahun 2001 Ayam Bakar Wong Solo baru resmi memutuskan untuk membuka franchise untuk memperluas cabang restoran.
Adapun, mitra yang berminat untuk bergabung dalam kemitraannya, Puspo mengaku akan sangat selektif dalam memilih franchise, baik itu di Indonesia maupun luar negeri, di mana salah satu syaratnya adalah orang tersebut memang menyukai cita rasa Ayam Bakar Wong Solo dan mampu menjaga konsistensinya dalam menjalankan bisnis franchisenya.
Kini, Wong Solo Group telah tersebar di Solo, Surabaya, Denpasar, Malang, Yogyakarta dan seluruh kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta, Bandung, Bogor.
Bahkan, sejak 2005 Wong Solo Group telah merintis restaurant ayam bakarnya ke manca negara, seperti Malaysia, restaurant franchise tertua di Indonesia ini sukses menaklukan pasar Malaysia, Singapura dan Arab Saudi.
Prinsip Halalan Thayyiban
Adapun, hal yang menarik atas pantauan Bisnis, yaitu kekonsistenan Puspo dalam mengusung prinsip atau slogan Halalan Thayyiban untuk produk dan usahanya tetap terjaga hingga 31 tahun lamanya.
“Menjadi bisnis waralaba makanan bernuansa Islami yang profesional dan maju,” tulis pihak manajemen dalam situs resminya.
Mereka pun mengklaim untuk terus menyajikan produk-produk makanan halal, menghadirkan Pelayanan dengan manajemen Islami yang profesional, memuaskan, ramah, santun dengan pelayanan yang total (total service), hingga meningkatkan efektifitas operasional dengan kualitas organisasi dan manajemen yang baik.
Ciptakan Sajian dengan Teknologi Tinggi
Adapun, salah satu misinya yaitu mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik lewat inovasi dan teknologi, kian dibuktikan dengan sederet bisnisnya yang tengah dirintis, salah satunya dengan menghadirkan makanan cepat saji atau Meal Ready to Eat (MRE).
Sajian ini diketahui, nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji asal Indonesia pada musim haji 2023. Tidak tanggung-tanggung produk ini, menjadi produk pertama yang juga menyertakan nasi di dalam kemasan.