Bisnis.com, JAKARTA – Komunitas pengusaha Tangan Di Atas (TDA) terus mendorong berkembangnya entreprenuer Indonesia untuk terus tumbuh dan bermetamorfosis.
Untuk diketahui, dalam merayakan eksistensinya selama 17 tahun, TDA menggelar acara akbar bertajuk Pesta Wirausaha Nasional (PWN) yang mengusung tema Recover & Grow Together yang diadakan pada tanggal 21-22 Januari 2023 di Bandung.
Presiden TDA 7.0 Ibrahim M. Bafaqih mengatakan komunitas TDA adalah rumah bersama entrepreneur Indonesia untuk tumbuh dan bermetamorfosis menjadi pengusaha berdaya dan memberdayakan melalui kolaborasi, berjejaring, dan menjaga keseimbangan hidup.
"Kegiatan yang berkaitan dengan kolaborasi dan berjejaring terus dilakukan salah satunya melalui Meet The Investor yang menghubungkan antara pengusaha dengan investor," ujarnya dalam siaran pers, Senin (23/1/2023).
Selaras dengan misi dan tujuan TDA, Asiavesta Strategic Investment turut mendukung sebagai perusahaan investasi yang mentransformasi pengusaha skala menengah menjadi korporasi besar.
Sebagai investor, Asiavesta tidak hanya sebatas menyetorkan modal, tetapi juga membantu proses restrukturisasi perusahaan secara holistik, baik dari sisi keuangan, administrasi, pajak, legal dan sebagainya sehingga menjadi korporasi besar dan go public dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Baca Juga
Hal ini dibuktikan Asiavesta dengan membawa dua perusahaan investee-nya, yang keduanya adalah anggota TDA, untuk naik kelas hingga melakukan Initial Public Offering (IPO).
Asiavesta berinvestasi pada PT Idea Indonesia Tbk pada tahun 2019 dan berhasil membawa melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten IDEA pada tahun 2021. IDEA yang merupakan perusahaan pelatihan persiapan kerja bergaransi bidang hospitality dan perhotelan sekaligus menjadi perusahaan pertama dari kalangan TDA yang berhasil go public.
Di awal tahun 2023, anak kandung TDA, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (HBS) yang akan mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten NAYZ pada Februari mendatang. HBS adalah produsen makanan bayi organik dengan merek Nayz.
Pendiri HBS Lutfiel Hakim yang juga merupakan Wakil Presiden TDA merupakan pengusaha yang sudah menjadi anggota TDA sejak 2008, sebelum kemudian memutuskan untuk berbisnis di tahun 2009 sehingga disebut sebagai pengusaha yang lahir dan tumbuh besar bersama TDA. Merintis usaha dengan modal hanya Rp250.000, saat IPO nanti perusahaan Lutfiel akan bernilai tidak kurang dari 250 miliar.
“Saya apresiasi kepada Asiavesta Strategic Investment yang telah membantu anggota komunitas TDA yaitu IDEA dan NAYZ untuk bisa scale up, dari UMKM hingga bertransformasi menjadi perusahaan publik. Saya berharap akan semakin banyak anggota TDA lainnya yang juga bisa go public kedepannya,” ucap Ibrahim