Bisnis.com, JAKARTA - Books & Beyond tengah menuai sorotan, lantaran adanya isu bahwa gerai toko buku itu akan tutup secara permanen di seluruh Indonesia.
Hal ini bermula, saat toko tersebut mengumumkan adanya clearance sale alias obral hingga 80 persen pada semua produk buku
“Meskipun B-min lagi sedih, tapi B-min nggak mau kamu ikutan sedih ya. Biar kamu nggak sedih, mulai hari ini kamu bisa nikmati diskon super hemat dari Books&Beyond! ” tulisnya Senin (17/4/2023).
Bisnis pun mengonfirmasi kebenaran isu dengan menghubungi kantor pusat Books & Beyond.
“Seluruh cabang Books & Beyond di Indonesia akan tutup permanen di akhir Mei 2023 ini. Akan tetapi, untuk online akan terus buka,” ujarnya dalam sambungan telepon, Selasa (18/4).
Keputusan untuk ditutupnya toko fisik Books & Beyond mengundang kesedihan tersendiri bagi pengunjung setianya. Hal itu disampaikan lewat komentar di sosial media perusahaan.
Baca Juga
“I really wish you can hold on. Maafin aku ya yang udah jarang jajan buku cetak. Will pay a visit to your stores soon,” kata salah satu warganet.
Tak hanya itu, sejumlah warganet lain pun ikut mengenang sekaligus menyayangkan keputusan perusahaan, karena kehadiran toko buku yang makin langka.
“Sedih banget lagi2 ada toko buku tutup. Inget dulu aku sempat jadi member B&B. Semoga suatu saat bisa lahir kembali,” ujarnya.
“Oh no please don’t we need more bookstore,” tulis warganet lain.
Lantas, siapa sebenarnya pemilik dari Books and Beyond ini?
Melansir dari situs resmi perusahaan, Books & Beyond sebelumnya dikenal sebagai Times Bookstore, yang merupakan bagian dari Times Publishing Limited Singapore
Didirikan pada tahun 1978, Times Bookster telah menjadi ritel toko buku dengan jaringan di Singapura dan Malaysia.
Times Bookstore pertama kali diresmikan pada 2008 dengan toko pertama di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang.
Books & Beyond Milik Lippo Group
Books & Beyond sendiri telah dikelola oleh PT Gratia Prima Indonesia, anak perusahaan PT Multipolar Group, Tbk, peritel multi format lokal di Indonesia. Perusahaan dengan kode saham MLPL ini adalah induk Grup Lippo milik miliarder Mochtar Riady.
Sampai akhirnya, Times Bookstore berganti nama menjadi Books & Beyond pada 10 Oktober 2012.
Melansir dari situs resmi UPH, CEO dari Books & Beyond Monica Lembong mengungkapkan alasan toko buku ini berganti nama menjadi Books & Beyond demi memberikan peluang lebih bebas dalam mengembangkan bisnis di Indonesia.
“Ini merupakan hasil tes para ahli dari Times Singapore dalam kegiatan operasional dan produk pengetahuan. Dengan demikian, dapat lebih berjalan secara independen. Misalnya saja di Books & Beyond ini ada coffee shop dan juga gerai produk telekomunikasi,” katanya.
Berdasarkan pantauan Bisnis, pada 2020, Books & Beyond memiliki 40 gerai toko buku offline di berbagai kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Tangerang, Cikarang, Bandung, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, Bali, Manado, Makassa hingga Palembang.
Namun, sayangnya perusahaan mengalami penyusutan gerai, sehingga jumlah gerai yang dioperasikan berkurang drastis.
Kini perusahaan mengoperasikan 18 gerai baru di 7 kota besar di Indonesia pada akhir 2022.
Sebagai informasi, Books & Beyond telah menyediakan koleksi buku terlengkap dengan lebih dari 10 juta judul buku dan 750.000 e-book dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Selain itu, toko buku ini juga menyediakan berbagai majalah, alat tulis, dan mainan.