Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Johari Zein, Bos JNE yang Pernah jadi Pedagang Majalah

Berikut ini profil Johari Zein, tokoh logistik nasional yang berhasil memimpin JNE dan Paxel.
Johari Zein/linkedin
Johari Zein/linkedin

Bisnis.com, JAKARTA - Peran Johari Zein telah lekat sebagai aktor di balik kesuksesan JNE, perusahaan di bidang jasa pengiriman barang dan logistik terbesar dengan jangkauan layanan yang luas di seluruh wilayah Indonesia. 

Namun, sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Johari mengaku mengalami masa kecil yang sulit, di mana dirinya mengalami bully dan dihina karena fisiknya yang kecil oleh sejumlah teman-temannya.

“Bagi saya itu tidak menyenangkan. Saya pulang sekolah dengan sepatu tinggal sebelah, lalu diganggu. Yah tapi saya syukuri, bikin saya jadi lebih waspada dan jadi lebih kuat,” ungkapnya dikutip dalam Kisah Nyata Pebisnis Mualaf, Senin (01/4/2023). 

Lantas, seperti apa profil dari pemilik JNE ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Memiliki Jiwa Bisnis Sedari Kecil

Lahir di keluarga yang memiliki jiwa bisnis. Kakeknya merupakan seorang pedagang di toko kue dan Ayahnya pun memiliki profesi sebagai pebisnis. Tak heran, apabila Johari sudah terbiasa dengan lingkungan bisnis dan memiliki jiwa bisnis sejak kecil. 

Bahkan, pada masa SMP-nya, Johari mulai berbisnis dengan membuat majalah sekolah menggunakan mesin tik jadul milik sang Ayah. 

“Sebagai bisnis pertama itu sangat menguntungkan. Saya membuat copy dari artikel, dijilid lalu dijual. Dari situ, dikenal SMA mulai mengenal sebagai penjual majalah,” ujarnya dikutip dari kanal Youtube Rico Huang. 

Setelah lulus SMA, Johari memutuskan untuk menempuh pendidikan sekolah tinggi dengan jurusan perhotelan. Selama kuliah, meski memiliki hasrat untuk berbisnis, namun dia pun rela untuk berhenti untuk bisa fokus belajar. 

Setelah lulus kuliah, Johari pun mengawali karier di perhotelan. Lalu, beberapa tahun kemudian, dia sempat terjun di perusahaan logistik asing.

“Saya berkecimpung selama lima tahun di bidang logistik itu, dari awal menjadi sales hingga manager. Saya mengurusi bagian wilayah Indonesia,” katanya. 

Dari pengalamannya di perusahaan logistik asing tersebut, Johari merasa dirinya memiliki hasrat untuk untuk memulai bisnis. Tekadnya pun kian terasah setelah dirinya mengerti seluk beluk dunia perlogistikan, sampai akhirnya Johari memutuskan untuk keluar dari perusahaan

Melansir dari situs resmi, perusahaannya ini berdiri pada 26 November tahun 1990, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan/impor kiriman barang/dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia.

“Mulai usaha itu dengan modal Rp100 juta, itu semua enggak cash ya. Udah dipakai buat sewa gedung, sepertinya sisa uang tunai cuma lima juta,” katanya. 

Pada awal-awal berdirinya JNE, dia menceritakan mengalami banyak tantangan dan kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Bahkan, tak jarang mengalami kerugian yang cukup besar.

Namun pada 2000, terjadi perkembangan pesat di industri e-commerce di Indonesia. JNE melihat peluang besar di sektor ini dan mulai berfokus pada pengiriman barang-barang e-commerce. Hal ini membuat bisnis JNE semakin berkembang dan menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

“Pada 2010, kita bisa mendapatkan satu tahun itu satu triliun. Tiap tahunnya naik 30 persen sampai 40 persen,” ungkapnya.

Perjalanan Johari jadi Mualaf 

Perjalanan Johari Zein menjadi seorang mualaf bukan tanpa sandungan. Dia sempat mengalami penolakan demi penolakan dari lingkungan sekitar yang mayoritas adalah menganut kepercayaan lain.

“Tapi, saya bersyukur orang tua saya termasuk yang tidak melarang dan punya kebebasan untuk memilih,” katanya.  

Kini, Johari Zein menjadi salah satu konglomerat muslim di bidang logistic yang sangat sukses di Indonesia.  Melalui lembaga filantropi dirinya menggagas pembangunan 99 masjid se-nusantara.

Mengenal Soeprapto Soeparno, Pendiri JNE Perusahaan Logistik yang Populer di Indonesia

Ada sejumlah nama yang memiliki peran penting dalam membesarkan JNE menjadi perusahaan logistik ternama di Tanah Air.

Selama lebih dari 30 tahun, JNE berkembang pesat dan memiliki jaringan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.

Di awal pendiriannya, JNE nyatanya hanya dijalani oleh 8 karyawan dan modal Rp100 juta.

Lantas, siapa sebenarnya pemilik dari JNE?

Melansir dari JNE ID, bisnis yang ada sejak 26 November 1990 ini didirikan oleh mendiang Soeprapto Soeparno.

Semasa hidup, pendiri JNE dikenal sebagai sosok yang berpengaruh besar terhadap kemajuan perusahaan. Apalagi, saat Indonesia mengalami krisis moneter 1998 yang membuat lemahnya ekonomi nasional saat itu.

Apabila perusahaan lain melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Indonesia.

Justru pria kelahiran Bangka Belitung ini melakukan hal sebaliknya, di mana dia membagikan beras kepada karyawan JNE, lantaran khawatir karyawannya terdampak.

Selain itu, Soeprapto juga menginstruksikan kepada jajaran manajemen untuk mengajak orang-orang yang terkena PHK membuka gerai JNE atau menjadi agen.

Langkah itu berdasarkan niat untuk membantu sesama agar tetap memiliki pendapatan bagi masyarakat yang kehilangan mata pencaharian.

Pasca wafatnya Soeprapto pada 2015, JNE pun dipimpin oleh Mohamad Feriadi Soeprapto yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur. Dia merupakan anak kandung dari Soeprapto Soeparno, sang pendiri perusahaan.

Di bawah kepemimpinannya, JNE untuk terus memperluas jaringannya ke seluruh kota besar di Indonesia. Saat ini titik-titik layanan JNE telah mencapai diatas 6.000 lokasi dan masih terus bertambah, dengan jumlah karyawan lebih dari 40.000 orang.

Sosok Mohamad Feriadi Soeprapto pun terus mengundang sorotan publik, lantaran kembali meraih penghargaan dari The Iconomics Research untuk keempat kalinya.

Kali ini, dia mendapat penghargaan Awarding Indonesia Best CEO Award 2023 In Courrier Category Employees Choice.

Peran Johari Zein

Di samping pendirinya yaitu Soeprapto Soeparno, ada sosok Johari Zein merupakan salah satu sosok yang ikut membangun nama JNE dan TIKI.

Namun, sebelum menjadi seorang pengusaha sukses, Johari mengaku mengalami masa kecil yang sulit, karena dirinya mengalami bully akibat fisiknya yang kecil.

“Bagi saya itu tidak menyenangkan. Saya pulang sekolah dengan sepatu tinggal sebelah, lalu diganggu. Yah tapi saya syukuri, bikin saya jadi lebih waspada dan jadi lebih kuat,” ungkapnya dikutip dalam Kisah Nyata Pebisnis Mualaf, Senin (01/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper