Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perjalanan Bisnis Benedicto Haryono, Pendiri 'KoinWorks' Fintech UMKM yang Raih Penghargaan Internasional di Paris

Meski bisnisnya sempat tidak direstui oleh sang Ayah, namun  di bawah kepemimpinanan serta  keyakinan  Benedicto Hayono, kini KoinWorks telah sukses.
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Karyawan menunjukan aplikasi KoinWorks saat meluncurkan KoinP2P di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA - KoinWorks, neobank UMKM pertama di Indonesia, berhasil meraih penghargaan internasional sebagai “Best ESG/Sustainability Initiative of The Year: Social Aspect (Special Award)” dalam Sustainable Finance Summit & Awards 2023 di Paris, Prancis. 

Melalui produk dan layanannya, KoinWorks berhasil mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan pendapatan hingga 34 persen dan transaksi digitalnya hingga 82 persen. 

Saat ini, 33 persen karyawan KoinWorks adalah perempuan, di atas rata-rata perusahaan teknologi global yang hanya 28 persen. 

Lantas, seperti apa sosok dibalik bisnis ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Benedicto Haryono CEO and Co-Founder Koinworks, salah satu startup fintech lending yang telah berkembang menjadi super financial apps. 

“Saya dulu introvert sekali, hobinya suka gaming terus punya teman tertentu, suka baca dan saya pun SMP SMA bahkan enggak tahu jadi apa,” ungkapnya dalam kanal Youtube episode ‘Kisah Sukses Benedicto Haryono', Selasa (23/5/2023). 

Pada awal tahun 2000, Benedicto, atau yang akrab disapa Ben, memutuskan untuk mengejar studi di bidang Teknik Industri di University of Michigan. 

Antusiasme dan keinginannya untuk mempelajari ilmu ini mendorongnya untuk mengikuti program sarjana selama tiga tahun, dari 2000 hingga 2003. 

Selama masa ini, Ben mendalami berbagai konsep dan praktik dalam bidang Teknik Industri, yang meliputi optimasi proses, manajemen rantai pasok, dan peningkatan produktivitas.

“Sebelum ada di jurusan ini, saya ada di teknik computer. Tapi, merasa enggak cocok jadi saya pindah. Meski in the end saya juga enggak terjun ke manufacturing. Akan tetapi di jurusan industri ini saya masih bisa mengaplikasikan problem solving-nya,” ujar pria tersebut. 

Setelah menyelesaikan gelar sarjana, Ben merasa masih ada ruang untuk pengembangan diri dan kesempatan untuk mengejar pendidikan lanjutan. Pada 2006, dia pun memutuskan untuk melanjutkan studi di IESE Business School. 

Benedicto Haryono koinworks
Benedicto Haryono koinworks

Perjalanan Karier Benedicto Haryono

Usai menyelesaikan studi di University of Michigan dan IESE Business School, Ben memulai karirnya di APRIL Management pada Januari 2005. 

Di sana, ia terlibat dalam perencanaan strategis dengan menganalisis berbagai inisiatif, termasuk kemitraan, investasi baru, dan aktivitas merger dan akuisisi.

Selama masa ini, Ben juga melakukan riset industri dan membandingkan kinerja pesaing, yang semuanya berkontribusi pada formulasi strategi jangka panjang.

Lalu selang dua tahun, dia mulai berpindah profesi menjadi analis untuk private equity. Setelah itu, Ben bergabung pun sempat dengan European Entrepreneurship Accelerator guna membantu startup Eropa berkembang dalam lingkungan yang kompetitif.

Berbekal pengalaman tersebut, membuat Ben sempat menjadi anggota dewan dan komisaris independen di sejumlah perusahaan. Bahkan, hal tersebut memberinya keunggulan dalam menghadapi tantangan dunia kerja, baik dalam aspek operasional maupun strategis.

Sampai akhirnya, dia memutuskan untuk membangun startup Peer-to-Peer Lending  Koinworks pada 2016. Sayangnya, keputusannya ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh sang Ayah. 

“Sepertinya dia kecewa, karena saya memilih bisnis sendiri dibanding bisnis keluarga,” ujarnya. 

Meski begitu, niatnya seakan tak goyah. Justru Ben, dan rekan-rekannya sebagai co-founder makin bersemangat dalam memulai perjalanan bisnis mereka. 

Di mana, mereka merintis dengan mengumpulkan ide dan menjalankan eksekusi di rumah Ben. 

“Bahkan, kantor pertama di ruko sewa dan diisi empat orang, dua Co-Founder, satu  CTO dan satu engineer. Terus kantor kedua di gedung kantor ukuran 150 meter per segi 30 sampai 40 orang,” kenangnya. 

Menurutnya, selama memasuki pasar, pihaknya mengalami sejumlah tantangan. Mulai dari membangun kepercayaan awal dengan pelanggan potensial, terutama jika mereka merupakan segmen pasar UMKM.

“Kita kira hanya sulit dalam mendapatkan pendanaan. Ternyata, UMKM yang kita layani pun enggak percaya. Tiga tahun pertama kita fokus merintis brand hingga building trust di market,” ujarnya.

Namun, usaha seakan tak mengkhianati hasil. Seiring berjalannya waktu, respon pasar pun kian positif.

Kini, KoinWorks telah memiliki 2,2 juta pengguna dalam ekosistem digital KoinWorks, yang terdiri dari 1,4 juta pemberi pinjaman dan 840 ribu peminjam UMKM. 

Bahkan, pihaknya telah menyalurkan dana sebesar USD 1,1 miliar atau Rp16,3 triliun ke UMKM, hingga menutup kesenjangan 1,2 persen dari total kredit UMKM nasional yang belum terpenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper