Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekam Jejak Changpeng Zhao, Miliader Dunia Berkat Kripto 'Binance' yang Kini jadi Buronan

Bos Binance Changpeng Zhao kini menjadi buronan atas tuduhan yang diterimanya soal pelanggaran aturan sekuritas.
CEO Binance Changpeng Zhao/Getty Image
CEO Binance Changpeng Zhao/Getty Image

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Binance Changpeng Zhao menghadapi tuntutan hukum yang diajukan oleh Securities and Exchange Commission (SEC) AS pada Senin (05/6/2023). 

SEC menduga Binance secara buatan membesar-besarkan volume perdagangan untuk menciptakan kesan likuiditas yang lebih besar dan menarik minat investor. Otoritas itu juga mengklaim Binance mengalihkan dana pelanggan untuk tujuan menyesatkan kepada investor 

Dirinya dituduh mengendalikan aset pelanggan secara rahasia yang memungkinkan mereka mencampuradukkan dan mengalihkan dana investor "sesuka hati mereka."

Sejauh ini, memang sebagian besar masalah yang dihadapi Binance berasal dari regulator. Sebelumnya, bursa terbesar di dunia ini pun telah dilarang oleh AS pada 2022. 

Zhao juga sudah menghadapi tuntutan dari United States Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang diajukan pada Maret 2023. 

Kini, reputasi dan aktivitas Changpeng Zhao tercoreng dalam dunia bisnis dunia, meski kekayaannya per 2023 menyentuh angka US$10,5 miliar atau Rp156,1 triliun.  

Lantas, seperti apa rekam jejaknya? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Kehidupan Awal Changpeng Zhao

Changpeng Zhao yang dikenal dengan inisial CZ lahir Jiangsu, China pada 1977, sebelum pindah ke Kanada pada 1989. 

Orangtuanya adalah guru, dan ayahnya pernah menjadi profesor di University of Science and Technology di Hefei, sebuah universitas terkemuka di China pada saat itu.

“Dia pindah saat berusia 12 tahun, dua bulan setelah penindasan Tiananmen Square di China terhadap para pengkritisi Partai Komunis China,” tulis News18. 

profil Changpeng Zhao
profil Changpeng Zhao

Masa Remaja Changpeng Zhao

Perjalanan mencapai kesuksesannya pun tak mudah. Sebelum dia kembali ke Shanghai. Dikabarkan, berbagai negara telah dirinya sambangi, mulai dari di Tokyo hingga New York. 

Dia pun menghabiskan masa remajanya di Vancouver sambil melakoni berbagai profesi, salah satunya sebagai koki burger di McDonald's.

Sebelum mendaftar di universitas, Zhao menunjukkan minatnya dalam kursus pemrograman komputer. Dia kemudian melanjutkan studi ilmu komputer di McGill University di Montreal.

Setelah lulus dari universitas, Zhao magang untuk sebuah subkontraktor di Bursa Saham Tokyo sebelum bekerja untuk Bloomberg Tradebook di New York selama beberapa tahun. 

Perjalanan Bisnis Mendirikan Binance

Pada 2005, Changpeng Zhao kembali ke China dan mencoba beberapa startup teknologi sebelum terlibat dalam dunia kripto dan mendirikan Binance.

Pada September 2017, pemerintah China mengeluarkan larangan terhadap operasi bursa kripto di negara tersebut. 

Larangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Changpeng Zhao meluncurkan Binance, platform perdagangan kripto yang didirikannya. Jadi, saat pemerintah China melarang bursa kripto, Binance masih dalam tahap awal operasionalnya.

Akibat regulasi tersebut, akhirnya membuat Changpeng Zhao untuk meninggalkan China sekali lagi, seperti yang dia lakukan pada masa kecilnya setelah peristiwa Tiananmen Square. 

Menariknya, larangan tersebut seakan tidak menghentikan pertumbuhan Binance, bahkan 2021 menjadi tahun puncak bagi kripto, di mana Binance dilaporkan mengelola lebih dari US$34 triliun dalam volume perdagangan.

Jalankan Bisnis Penuh Ambisi dan Kerahasiaan

Melansir dari Reuters, sejak awal perusahaannya didirikan Changpeng Zhao merupakan pemimpin yang kuat, berkomitmen pada kerahasiaan, dan fokus pada dominasi pasar, dalam memegang kendali penuh terhadap Binance. 

Pembentukan tim juga dilakukan secara ketat, di mana Changpeng Zhao hanya mau bekerja dengan orang yang telah bekerja atau belajar di China, untuk menduduki posisi-posisi penting di Binance. 

Ekspansi Binance pun terbilang sangat cepat. Pasalnya, menurut firma riset CCData dalam waktu enam bulan, Binance menjadi bursa kripto terbesar di dunia dan saat ini menyumbang sekitar 60 persen dari volume perdagangan kripto global. 

Mengutip dari Forbes, setelah kejadian FTX milik Bankman-Fried yang kontroversial, Changpeng Zhao (CZ) sekarang dianggap sebagai pemimpin tanpa tanding di industri kripto.

Demi memulihkan nama baik, dia pun mendorong adopsi model proof-of-reserves sebagai respons terhadap skandal FTX. Dalam sistem ini, aset pelanggan dapat dibuktikan melalui penggunaan blockchain publik.

Namun, para kritikus menyatakan bahwa bahkan Binance sendiri masih terlalu tidak transparan. Terbukti, saat Binance yang secara berulang kali menolak mengungkapkan di mana sebenarnya lokasi platform perdagangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper