Bisnis.com, JAKARTA - Stockton Rush, CEO sekaligus pendiri OceanGate Expeditions yang juga pemilik dari kapal selam 'Titan' dikabarkan turut menghilang sejak Minggu (18/6/2023).
Bersama penjelajah miliarder Inggris Hamish Harding, penyelam Prancis terkenal Paul-Henri Nargeolet , pengusaha Pakistan Shahzada Dawood dan putra yang terakhir, Sulaiman Dawood, kapal Oceangate telah putus kontak.
Melansir dari Sky News, kapal selam tersebut sedang dalam perjalanan menuju bangkai kapal HMS Titanic, yang terletak di sekitar 370 mil sebelah timur pantai Newfoundland, Kanada.
Saat ini, Penjaga Pantai AS dan Kanada sedang terlibat dalam upaya penyelamatan untuk menemukan kapal tersebut yang membawa turis dan ilmuwan berbayar ke kedalaman 12.500 kaki di Atlantik untuk melihat reruntuhan kapal laut mewah yang tenggelam setelah menabrak gunung es pada 15 April 1912.
Mengenal Stockton Rush Sang Lulusan Teknik Dirgantara
Melansir dari biografi di situs web perusahaannya, Rush memiliki pendidikan yang beragam dan pengalaman dalam bidang teknik kedirgantaraan, penerbangan, dan bisnis.
Pada 1984, dirinya lulus dari Universitas Princeton dengan gelar BSE di bidang teknik kedirgantaraan, penerbangan, dan astronautika.
Baca Juga
Setelah lulus, dia bergabung dengan McDonnell Douglas Corporation sebagai insinyur uji penerbangan pada program F-15.
Selama dua tahun, Rush terlibat dalam pengujian radar APG-63 dan program anti-rudal di Pangkalan Angkatan Udara Edwards.
Kemudian, pada 1989, setelah meninggalkan UC Berkeley Haas School of Business, Rush kembali melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar master.
Selama masa ini, dia juga terlibat dalam proyek pribadi di bidang penerbangan. Dia membangun pesawat eksperimental Glasair III yang masih dimilikinya dan terbang hingga saat ini.
Selain itu, dia juga memodifikasi kapal selam dua orang Kittredge K-350 secara signifikan dan telah melakukan lebih dari 30 penyelaman dengan kapal selam tersebut.
Sebagai pengusaha dan penjelajah bawah air yang terkenal, antara 2003 dan 2007, dia bertugas di Dewan Pengawas Museum Penerbangan di Seattle, Washington, dan mengetuai Komite Pengembangan lembaga tersebut selama satu tahun selama masa jabatannya.
Membangun OceanGate Expeditions
Lalu, Rush memutuskan untuk mendirikan Ekspedisi OceanGate, sebuah perusahaan berbasis di Everett, Washington, yang fokus pada penjelajahan bawah air pada 2009
Selang tiga tahun, dia juga mendirikan OceanGate Foundation, sebuah organisasi nirlaba dan menjabat di dewan direksi BlueView Technologies, sebuah produsen sistem sonar frekuensi tinggi yang mengakuisisi pengembang teknologi bawah laut Teledyne pada 2012.
Rush dikenal memiliki keterlibatan dengan perusahaan perangkat lunak Entomo dan menjabat sebagai ketua Teknologi Remote Control. Klien-kliennya termasuk Exxon, Conoco-Philips, dan Boeing.
Spesifikasi Kapal Selam Titan
Melansir dari Independent, kapal selam ini memiliki desain yang cukup sempit, dengan panjang sekitar 22 kaki.
Bentuk badannya yang silinder terbuat dari serat karbon berkualitas kedirgantaraan dan dilapisi dengan setengah lingkaran titanium di setiap ujungnya.
Titan dilengkapi dengan jendela pandangan yang luas dan kamera 4K untuk mengirimkan gambar lingkungan bawah air kepada para penumpang di dalamnya, namun selain itu, kapal selam ini terbilang sederhana.
Akan tetapi, hal mengejutkan datang dari kendali dan sistem navigasi. Di mana, pakar game Matthew Ruddle menyebutkan kendali kapal selam ini menggunakan pengontrol video game generik, yaitu Logitech F710 Wireless PC Gamepad dari 2011.
Kekhawatiran Rush soal Kapal Selam
Stockon Rush pernah diwawancarai tentang kapal selam Titan-nya dalam sebuah fitur di acara CBS Sunday Morning pada bulan November sebelumnya.
Dalam wawancara tersebut, ia menekankan aspek "buatan sendiri" dari kapal selamnya dan menegaskan kapal tersebut bukan hasil dari improvisasi atau perbaikan sementara.
“Saya sedikit khawatir terhadap hambatan di dalam laut, seperti terumbu karang, jaring ikan, atau bahaya keterikatan yang dapat menghalangi perjalanannya kembali ke permukaan,” jelasnya.
Namun, dia berpendapat soal misi penjelajahan bawah air tidak terlalu berbahaya, karena kecelakaan parah atau kematian jarang terjadi dalam aktivitas kapal selam selama tiga dekade terakhir.
Justru, dia lebih khawatir terhadap keamanan di atas kapal, khususnya saat orang berada dalam kondisi dingin yang ekstrem dengan pintu besar yang berpotensi membahayakan tangan dan risiko jatuh bagi orang yang tidak memiliki keseimbangan yang baik.
Tur Perjalanan Titanic Seharta Rp3,7 Miliar
Rush juga pernah berbicara kepada BBC kala menyebutkan usaha tur Titanic memiliki potensi bisnis yang menguntungkan
Di mana, dirinya bisa menawarkan pelanggan pengalaman menyelam ke reruntuhan Titanic dengan biaya sekitar US$250.000 atau Rp3,7 miliar per perjalanan.