Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Nama Tokoh di Balik Perusahaan Teknologi Digital Sukses di Indonesia

Industri teknologi digital ada beberapa perusaaan yang sukses di Indonesia, ini 5 tokoh di baliknya
Chief Executive Officer dan Founder Bukalapak Achmad Zaky menyampaikan sambutan pada halal bihalal dengan awak media di Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Dedi Gunawan
Chief Executive Officer dan Founder Bukalapak Achmad Zaky menyampaikan sambutan pada halal bihalal dengan awak media di Jakarta, Selasa (3/7/2018)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sukses berbisnis bukanlah hal mudah, apalagi sukses di bidang yang tidak bisa dijamah semua orang. 

Industri makanan minuman misalnya, banyak nama pebisnis sukses yang lahir dari industri ini, karena industri ini dibutuhkan semua orang, siapa yang tidak makan dan minum? 

Salah satu bisnis yang tak mudah dan cukup istimewa untuk bisa sukses di dalamnya adalah bidang teknologi terutama teknologi digital, karena perlu keahlian khusus untuk mengetahui seluk beluk soal teknologi, apalagi membangun bisnis dalam industri yang saat ini masih dikuasai oleh pasar luar negeri ini. 

Menjadi pengusaha di bidang teknologi digital juga memiliki dampak besar dan bercabang ke berbagai industri lainnya. Selain berbisnis untuk keuntungan diri sendiri, bisnis teknologi digital sudah terbukti berkontribusi besar bagi perekonomian negaranya. 

Berikut beberapa nama yang menjadi pendiri dan membangun serta sukses dari bisnis teknologi digital: 

1. Achmad Zaky (CEO Bukalapak.com)

Achmad Zaky merupakan Pria kelahiran Sragen Jawa Tengah pada pria kelahiran 24 Agustus 1986. Dia sudah menyukai bidang Teknologi Informasi (IT) sejak duduk di bangku sekolah. 

Sejumlah prestasi ditorehkan saat duduk di bangku kuliah di Jurusan Teknik Informatika di ITB, seperti mendapatkan IPK 4,00 di semester pertama kuliahnya. Dia juga aktif di berbagai organisasi, dan menjadi salah satu pencetus lahirnya Global Student Think-Tank di ITB. 

Sejak kuliah, Zaky juga sempat menerima tawaran untuk mengerjakan perangkat hitung cepat pemilu dengan nilai hanya Rp1,5 juta untuk sebuah stasiun televisi nasional. 

Setelah lulus dari ITB, dia mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia serta turut mencoba peruntungan dalam bisnis makanan mie ayam. Namun, bisnisnya tak berjalan mulus dan terpaksa bangkrut. 

Alih-alih berhenti dia bangkit dan bertekad membangun   sesuatu yang lebih bermanfaat bagi banyak orang. Sesuai keahliannya, dia ingin memajukan dunia UMKM supaya bisa berjualan lebih luas di internet. Zaky kemudian membuat Bukalapak.com. 

Atas kesuksesan proyek Bukalapak, dia mengantarkan perusahaan yang didirikannya itu untuk melantai di Bursa dan melakukan IPO. 

Bukalapak menjadi perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) terbesar di Indonesia pada 2021 dan menjadi cerminan bahwa komunitas startup Asia Tenggara mulai berkembang.

Dari IPO tersebut Bukalapak meraup dana segar sebesar US$1,5 miliar atau Rp21,4 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS). Bukalapak juga berkembang pesat dengan memiliki lebih dari 10.000 pedagang dan mengundang investor besar seperti 500 Startups, GreevenBatavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group. 

2. Andrew Darwis (CEO Kaskus)

Andrew yang merupakan pria kelahiran 20 Juli 1979 menyukai bidang teknologi karena turunan ayahnya yang seorang pakar elektronika. 

Meskipun sempat tinggal kelas saat sekolah dasar, Andrew adalah anak yang kreatif, namun sering minder dan tidak memiliki banyak teman. 

Dia mulai menyalukan bakatnya dengan mulai mencoba-coba membuat website pribadi. Menyambung hobinya di bidang teknologi, setelah lulus sekolah, dia melanjutkan pendidikan tinggi ke Jurusana Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara.

Pada tahun 1998, Andrew diajak teman-temannya melanjutkan kuliah di Seattle, Amerika Serikat. Berbekal uang pinjaman dari pamannya, dia melanjutkan kuliah ke negeri Paman Sam. Dia kemudian lanjut mengembangkan situs web pribadinya, Kaskus, untuk memenuhi tugas kuliahnya. 

Semakin berkembang, meskipun belum terlalu besar dan menghasilkan, pada 2008 Andrew membawa pulang Kaskus ke Indonesia, dan mulai membuka kantor pertamanya dengan dua orang karyawan. 

Sejak tahun 2009, Kaskus mulai berhasil menjadi pemain penting di ranah website ternama Indonesia. Kaskus menerima banyak penghargaan diantaranya “The Best Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” oleh Marketing Magazine, dan “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010) oleh Mark Plus Inc. 

3. Nadiem Makarim (Founder Gojek)

Pria yang kini menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolodi (Kemendikbudristek) ini merupakan kelahiran 4 Juli 1984 ini yang memulai bisnisnya dengan membangun perusahaan teknologi untuk membantu memenuhi kebutuhan transportasi di Tanah Air. 

Tak ada latar belakang terkait teknologi, Nadiem merupakan putra dari Nono Anwar Makarim yang merupakan seorang pengacara terkemuka dan Atika Algadri yang merupakan seorang penulis.  

Nadiem menempuh pendidikan SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura, dan melanjutkan pendidikan untuk mendapat gelar sarjana Jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat. Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mendapat gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. 

Tak langsung membuka bisnis, dia sempat bekerja di McKinsey & Company sebagai konsultan manajemen. Kemudian, setelah menyelesaikan pendidikannya di Harvard dia kembali ke Indonesia dan mulai berbisnis dengan mendirikan Zalora Indonesia. dan sempat menjabat sebagai Managing Editor. 

Nadiem juga sempat menjaabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) di Kartuku sebelum mengembangkan Gojek. Berbekal dari masalah melihat para tukang ojek yang seharian menunggu penumpang. Nadiem ingin membantu agar tukang ojek lebih mudah mendapatkan penumpang dan ide serta inovasinya kini membantu ribuan tukang ojek memiliki pendapatan yang lebih layak.

Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan sukses membawanya menjadi salah satu dari 19 dekakorn di dunia, dengan valuasi mencapai US$10 miliar. Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi aplikasi besar dan bergabung bersama perusahaan rintisan e-commerce Tokopedia untuk melantai di bursa. 

Dengan membangun Gojek, Nadiem Makarim sempat masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia. 

4. Ferry Unardi (Founder Traveloka)

Ferry merupakan pria kelahiran Padang, Sumatra Barat pada 16 Januari 1988. Dia membangun bisnis di bidang teknologi digital tanpa keahlian bisnis. 

Dia merupakan lulusan jurusan Matematika di Harvaard University Amerika Serikat dan sempat berkerja di Microsoft. Setelah mengambil banyak pengalaman bekerja di Microsoft, dia kembali ke Indonesia dan membangun perusahaan Traveloka. 

Berbekal dari kesulitannya untuk mencari tiket pulang kampung dari AS ke Indonesia, dia akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah aplikasi reservasi tiket pesawat untuk mempermudah melakukan pemesanan sekaligus transaksi dalam satu aplikasi. .

Inovasi Ferry untuk membangun Traveloka ternyata membuahkan hasil. Dia kini menjadi salah satu teknopreneur Indonesia yang sukses dan berpengaruh di Asia. Karena aplikasi Traveloka tak hanya diminati pengguna dari Tanah Air tapi juga warga dari mancanegara di Asia.

Saat ini, Traveloka sudah berkembang pesat menjadi startup dengan omzet besar di Indonesia, dan disebut sebagai salah satu pelopor lahirnya usaha-usaha rintisan di Indonesia yang diprakarsai oleh anak muda. 

Nilai valuasi yang Traveloka sendiri saat ini sudah mencapai Rp26,2 triliun. Perusahaan ini sudah mencapai level Unicorn bersama dengan GoJek dan juga Tokopedia. 

5. William Tanuwijaya (CEO Tokopedia)

Pria kelahiran Pematang Siantar 11 November 1981 ini menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia. 

Tumbuh di keluarga kurang mampu, dia mulai mencari pekerjaan saat lulus SMA, sebagai pekerja warnet. Di sinilah ketertarikannya pada dunia internet muncul. 

Pria yang mengenyam bangku kuliah di Bina Nusantara kemudian sempat berkerja di bidang pengembangan software komputer. Di sana dia terpikir untuk bisa mendirikan perusahaan sendiri yang berbasis di internet. 

Hingga pada tahun 2007 dia mulai membangun Tokopedia bersama dengan Leontinus Alpha Edison. Berbekal dari keresahan untuk membantu UMKM berjualan secara online di satu situs gratis yang menghubungkan antara penjual dan pembeli di seluruh Indonesia. 

Setelah sempat jatuh bangun, Tokopedia akhirnya mendapatkan suntikan dana dari investor besar, di antaranya  East Ventures pada tahun 2010, CyberAgent Venture di tahun 2011, Beenos di tahun 2012 dan Softbank pada tahun 2013. Bahkan pada akhir tahun 2014, Tokopedia mendapatkan kucuran dana untuk modal sebesar 100 Juta Dollar dari Softbank Internet.

Tokopedia saat ini juga menjadi salah satu perusahan rintisan (startup) berstatus unicorn, alias mempunyai valuasi lebih dari US$1 miliar. Perusahaan tersebut juga berhasil meraih Android Excellence Apps sebagai aplikasi terbaik pilihan Google di Play Store.

Adapun, mulai 1 Januari 2022, Tokopedia resmi merger atau bergabung bersama Gojek memberikan pelayanan lengkap mulai dari e-commerce hingga fasilitas pengiriman serta transportasi untuk seluruh masyarakat. Gabungan keduanya Gojek Tokopedia (GOTO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan meraup dana mencapai Rp13,72 triliun pada April 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper