Bisnis.com, JAKARTA - Siapa tak pernah makan mie instan? Berbagai merek beredar lantaran makanan ini menjadi salah satu pilihan yang nikmat, murah dan mudah dibuat.
Beberapa di antaranya bahkan sangat populer hingga menjadi merk top of mind ketika orang ingin membuat atau membeli mie instan.
Sebut saja Indomie, merk mie instan ini menjadi salah satu yang sukses mendunia hingga diminati oleh masyarakat di berbagai negara.
Indomie sendiri berasal dari singkatan dari Indonesia-Mie yang mulai dikenalkan ke publik pada 1972. Bila Anda berpikir bahwa Indomie adalah produk ciptaan perusahaan Grup Salim, Indofood, maka jawabannya adalah salah besar.
Pasalnya Indomie lahir dari usaha Djajadi Djaja bersama empat rekannya, yang dikenalkan ke publik setelah Supermi dirilis.
Profil dan perjalanan karier Djajadi Djaja
Djajadi Djaja merupakan pengusaha yang menjadi salah satu sosok penting dalam industri mie instan yang ada di Indonesia.
Baca Juga
Pria kelahiran 1941 ini mengawali kariernya pada 1959 sebagai wiraswasta, kemudian menjadi salah satu pendiri Sanmaru Food Manufaacturing pada 1964.
Perusahaan ini didirikan bersama empat temannya Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma, yang kemudian memprakarsai kemunculan Indomie.
Di PT Sanmaru Food Manufacturing, Djajadi pernah menjabat sebagai Direktur pada 1971-1978.
Pada 1982, taipan Group Salim baru memasuki bisnis mie instan dan muncul dengan merek Sarimi. Dengan posisi bisnisnya yang kuat menaungi produksi terigu Bogasari, Salim memberi tawaran agar Indomie bisa berpindah kepemilikan ke Grup Salim.
Tawaran ini kemudian diterima oleh Djajadi dan rekan-rekan, hingga kedua belah pihak membentuk perusahaan patungan pada 1984 bernama PT Indofood Interna Corporation.
Djajadi dan rekan-rekannya mendapat 57,5 persen saham dan mendapat Salim 42,5 persen.
Namun, ketika perusahaan Djajadi mengalami masalah keuangan pada tahun 1993, Grup Salim memutus hubungan dengan perusahaan Djajadi dan mendepaknya dari Indofood, sehingga saham Djajadi dan rekan-rekannya di PT Indofood Interna diambil alih seluruhnya menjadi kekuasaan Salim.
Untungnya, Djajadi masih memiliki sejumlah jabatan lain dengan menjadi Komisaris PT Slat Indah Mekar pada tahun 1981 sampai 1991. Ia juga masih menjabat sebagai Komisaris PT Cometstar Elektrindo pada tahun 1984 sampai 1991.
Buat merk mie instan lain
Djajadi kemudian meneruskan bisnis produksi mi instan di bawah perusahaan bernama PT Jakarana Tama. Di perusahaan barunya ini, ia tak juga memproduksi makanan kalengan, sosis siap makan, dan bumbu penyedap.
PT Jakarana Tama dikenal sebagai perusahaan yang menjual Mie Gaga. Di sana juga memproduksi beberapa merek mie instan lain seperti, “100”, “1000”, Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-otak, hingga Sosis Loncat.
Djajadi menjadi Presiden Komisaris PT Jakarana Tama pada tahun 1991 sampai 2006. Adapun, sejak 2006, dia kemudian beralih menjadi Komisaris PT Jakarana Tama.