Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis ritel supermarket tengah mengalami penurunan hingga membuat beberapa supermarket besar mulai menutup gerainya satu per satu.
Namun, peluang bisnis ritel masih bisa dilakukan untuk segmen supermarket kecil yang lebih dekat dengan masyarakat.
Bisa berdiri di mana saja, minimarket menjadi peluang bisnis yang lebih menjanjikan karena lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Berbelanja di tempat seperti ini juga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mingguan hingga bulanan bagi masyarakat.
Tak hanya menjual produk-produk awet dan tahan lama, konsep minimarket juga menyediakan buah-buahan dan bahan segar sehingga semakin praktis lagi untuk masyarakat. Tak jarang harga produknya pun lebih murah.
Salah satu minimarket yang bisa dipilih untuk berbisnis ritel adalah Alfamrt yang dimiliki oleh orang terkaya di Indonesia, Djoko Susanto.
Baca Juga
Djoko Susanto merupakan orang terkaya kedelapan di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$4,4 miliar atau setara dengan Rp66 triliun yang menaungi Alfamart dan Alfamidi.
Melalui PT Midi Utama Indonesia Tbk, Alfamidi menyediakaan produk yang lebih lengkap, peluang dan prospek usaha yang baik, dan potensi keuntungan yang lebih tinggi.
Jika tertarik membuka bisnis ritel berkonsep minimarket ini, Alfamidi menawarkan program kemitraan.
Biaya Franchise Alfamidi
Berikut rincian biaya untuk membuka Alfamidi dilansir dari situs resminya:
1. Alfamidi Tipe Reguler
Alfamidi Tipe Reguler menawarkan empat tipe untuk kerjasama Waralaba (Franchise) antara lain Tipe 60, 80, 100, dan 120.
2. Alfamidi Tipe Spesifik
Alfamidi Tipe Spesifik adalah gerai Alfamidi yang berada di wilayah komersil termasuk diantaranya Bandara, Stasiun, Sekolah, Apartement, Pusat Pembelanjaan, Rumah Sakit, SPBU, dan lain-lain.
3. Alfamidi Tipe Kecil
Alfamidi membuka kesempatan bekerja sama dalam format Waralaba (Franchise) dengan Tipe Kecil di beberapa cabang Alfamidi antara lain Medan, Samarinda, Manado, Palu, Kendari, Ambon, dan Jayapura
Untuk membuka Alfamidi, biaya termurah yang harus dikeluarkan adalah Rp500 juta untuk Alfamidi tipe kecil dengan tipe gerai 60, area penjualan 130-140 meter persegi, dan dengan total item kurang lebih 3.000.
Senada, Alfamidi tipe spesifik juga menelan biaya investasi sekitar Rp500 juta dengan luas area penjualan 50-60 meter persegi dan total item yang dijual sekitar 3.000.
Selanjutnya untuk Alfamidi tipe reguler, ada empat tipe gerai yang ditawarkan mulai dari tipe gerai 60 dengan area penjualan 180-90 meter persegi dan item barang sekitar 5.000, menelan biaya investasi mulai dari Rp750 juta.
Kemudian, untuk tipe gerai 80, biaya investasinya sekitar Rp 850 juta. Tipe gerai 80 biasanya memiliki area penjualan 200-250 meter persegi dengan jumlah item sekitar 6.000.
Sedangkan tipe gerai 100 membutuhkan biaya investasi Rp 950 juta dengan total barang lebih dari 9.500 dan di atas lahan 240-260 meter persegi.
Ada pula tipe gerai 120 dengan luasan area penjualan 270-290 meter persegi dan jumlah item barang mencapai 7.000. Untuk biaya investasi tipe ini bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Namun yang perlu diketahui, biaya tersebut tidak termasuk biaya renovasi dan tempat dan hanya mencakup 10 tahun biaya merek dagang, perizinan, dan alat-alat listrik.