Bisnis.com, JAKARTA - JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan kemarin, telah mengumumkan daftar sejumlah emiten yang terancam delisting atau dihapus pencatatan sahamnya dari lantai Bursa.
Salah satu emiten yang ada dalam daftar tersebut adalah PT Jaya Bersama Indo Tbk. (DUCK).
PT Jaya Bersama Indo Tbk. (DUCK), yang menaungi restoran bebek ternama Duck King merupakan perusahaan jaringan restoran khas China yang sudah berdiri sejak 2003.
Sampai saat ini, Perseroan sudah menjejakkan kaki di sejumlah kota di Indonesia dengan delapan konsep restoran berbeda, dan memiliki 32 cabang restoran.
Restoran di bawah Jaya Bersama Indo mengedepankan konsep masakan otentik China dengan dapur terbuka yang menciptaakan pengalaman makan yang unik dan berbeda dengan restoran lainnya.
Jenama Duck King sendiri juga sudah dikenal di seluruh penjuru Indonesia hingga menjadi salah satu rantai restoran khas China yang paling besar di Indonesia.
Baca Juga
Seiring dengan capaian positif kinerja Perseroan, PT Jaya Bersama Indo Tbk. (DUCK) memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham pada 28 September 2018. IPO yang ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 513.330.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp505 per saham.
Selanjutnya, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Oktober 2018.
Selain Duck King, Jaya Bersama Indo juga mengelola beberapa merek restoran seperti Fook Yew yang didirikan pada 2017 untuk menangkap pasar berbeda, yakni milenial.
Konsepnya dibuat lebih trendi, cerah, dan menghibur dengan menggabungkan konsep restoran tradisional China dengan suasana yang lebih santai, hanga, dan menyediakan sajian kontemporer.
Selain itu, ada pula restoran berkonsep cepat saji yang dihadirkan ole Grup Jaya Bersama Indo, yakni Panda Bowl. Restoran ini menyajikan makanan khas rumahan dengan harga lebih terjangkau dibandingkan dengan dua konsep restoran sebelumnya.