Bisnis.com, JAKARTA - Minum kopi sudah menjadi bagian gaya hidup bahkan menjadi budaya untuk anak muda masa kini. Berbagai merek dan toko kopi tersebar di seluruh negeri, terutama di kota-kota besar.
Salah satu pemain yang baru saja hadir di Indonesia pada Agustus 2022 lalu ada Tomoro Coffee. Meski usianya masih sangat muda, brand ini sudah mampu bersaing dan menjadi salah satu merek rantai kopi dengan pertumbuhan paling cepat di Indonesia.
Hanya dalam waktu 1 tahun, Tomoro Coffee sudah memiliki hampir 200 gerai di seluruh Indonesia, terutama di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, medan, bali. Makassar, Yogyakarta, dan Malang.
Ambisi Tomoro Coffee untuk terus berkembang di Indonesia juga berlanjut dengan menargetkan membuka 2 gerai setiap hari, dan menargetkan ingin membuka hingga 400 gerai.
Ekspansi yang terbilang agresif tersebut juga diiringi dengan langkah manajemen Tomoro Coffee untuk terus menerapkan standar tinggi mulai dari pemilihan biji kopi yang hanya berasal dari 100 persen biji kopi Arabika, penggilingan, pemanggangan hingga menghasilkan inovasi rasa baru bagi penggemar kopi di Indonesia.
Direktur Tomoro Coffee Indonesia Super Wang mengatakan bahwa Tomoro Coffee berencana untuk membuka toko sebanyak mungkin untuk memastikan kualitas kopi yang diminum pelanggan tetap dalam keadaan segar.
Baca Juga
"Kami ingin buka toko sebanyak mungkin karena kopi kita fresh, jadi terbaiknya minum kopi adalah dalam 30 menit. Kalau lebih lama bisa jadi tidak enak, makanya kita mau buka sebanyak mungkin supaya semua orang bisa minum kopi Tomoro di mana saja," jelasnya dalam koferensi pers, Selasa (24/10/2023).
Selain 10 kota yang sudah menjadi target pasarnya, tahun ini Tomoro Coffee juga akan melanjutkan perkembangannya di seluruh Indoensia, seperti ke Padang, Palembang, dan Lampung.
Selain itu, Tomoro Coffee juga akan melebarkan sayap ke semua negara di asia, seperti China, Filipina, dan Singapura akhir tahun ini.
"Untuk membuka gerai kopi barunya kami belum ada skema kemitraan, 200 toko yang sudah ada direct investment semua dan kami juga baru mendapatkan suntikan dana US$10 juta dari capital venture," ungkapnya.
Potensi di Indonesia
Wang menyebutkan, meskipun sudah ada banyak toko kopi kekinian di Indonesia, Tomoro tetap bisa menangkap pangsa pasar lantaran orang Indonesia rata-rata minum 150 gelas kopi per tahun, tapi 90 persen masih kopi saset.
Wang menilai, jika bisa membuat orang Indonesia minum kopi yang segar akan jauh lebih baik, terlebih dengan harga yang terjangkau. Karena saat ini, kafe yang menyediakan kopi Single Origin pun masih sedikit dan harganya cenderung mahal.
Selain itu, kopi di Indonesia cenderung disangka selalu terlalu pahit atau asam. Menjawab permasalahan ini, Tomoro Coffee menyediakan kopi yang 100 persen menggunakan kopi Arabika.
Kopi jenis ini tidak asam dan pahit, sehingga lebih aman di lambung dan tidak membuat orang yang mengonsumsinya menjadi berdebar.
Sementara membangun banyak cabang, Tomoro Coffee juga terus berupaya mempertahankan konsistensinya dengan menggunakan Super Automatic Coffee Machine yang terintegrasi seluruhnya dengan pusat.
"Mesin ini selain membuat distribusi kita lebih efisien, juga bisa dikontrok dari pusat dengan internet dan flashdisk. Jadi ketika di pusat ada perubahan menu, semua cabang bisa langsung menerapkan menu baru tersebut. Dari sisi barista juga lebih cepat untuk training, dan tidak perlu mencari barista profesional jika ingin membuka di kota-kota tier 3," jelas Wang.