Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia yang Mengalahkan Bos Facebook

Simak profil dan kekayaan dari Prajogo Pangestu, orang terkaya di Indonesia yang mengalahkan pendiri Facebook. Dulunya pernah jadi sopir angkot.
Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia/Website Barito Pacific
Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia/Website Barito Pacific

Bisnis.com, JAKARTA - Prajogo Pangestu, seorang tokoh sukses dari Indonesia, telah menarik perhatian dunia dengan kekayaannya yang luar biasa.

Menurut Forbes Real Time Billionaires, pada Sabtu (11/11/2023), ia dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia dan meraih peringkat ke-30 dalam daftar orang terkaya di dunia.

Keberhasilannya dalam mengelola asetnya telah melampaui kekayaan Bos PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Low Tuck Kwong, serta Hartono bersaudara.

Forbes mencatat kekayaan Prajogo Pangestu saat ini mencapai US$38,7 miliar atau sekitar Rp607 triliun dengan asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS. Namun, apa yang membuatnya menjadi figur yang kaya raya?

Profil Prajogo Pangestu

Prajogo lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944. Meskipun hanya lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), keberaniannya untuk berusaha tak terbendung.

Pada awalnya, ia bekerja sebagai sopir angkot sebelum bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On alias Burhan Uray pada tahun 1960-an.

Berkat perkenalannya dengan Uray, Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Group pada tahun 1969. Dia diberi kepercayaan untuk mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.

Melalui pengalamannya dalam industri kayu, Prajogo kemudian memutuskan untuk mendirikan bisnisnya sendiri.

Pada akhir tahun 1980, CV Pacific Lumber Coy didirikan olehnya. Tidak butuh waktu lama bagi perusahaan kayu ini untuk berkembang pesat.

Dalam tiga belas tahun, namanya berubah menjadi Barito Pacific Timber. Prajogo menjadi salah satu pengusaha kayu terkemuka di Indonesia, sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997.

Pada tahun 2007, Prajogo memperluas sayapnya ke sektor lain di luar kayu. Barito Pacific bertransisi menjadi pemain utama di sektor petrokimia dengan mengakuisisi perusahaan Chandra Asri.

Perusahaan ini menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia setelah bergabung dengan Tri Polyta Indonesia.

Konglomerat ini juga memperluas bisnisnya ke industri batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi, yang berhasil melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa pada 2023.

Meski sukses besar dalam karier bisnisnya, Prajogo Pangestu juga pernah tersangkut dalam kasus dugaan korupsi dana reboisasi di Sumatera Selatan senilai Rp331 miliar.

Meski demikian, kasus ini ditutup oleh Kejaksaan Agung setelah diberikan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

Kekayaan Prajogo Pangestu

Kekayaan Prajogo Pangestu yang mencapai US$38,7 miliar atau sekitar Rp607 triliun, sebagian besar berasal dari kepemilikan sahamnya di PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), dengan 71% saham menurut laporan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada September 2023.

Selain itu, dia juga memiliki 8% saham di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), menurut laporan keuangan perusahaan pada bulan yang sama.

Prajogo Pangestu bahkan berhasil melampaui kekayaan beberapa tokoh dunia. Dia Co-Founders Meta Platforms (sebelumnya Facebook), Dustin Moskovitz, yang menempati peringkat ke-89 dengan kekayaan sebesar US$18,6 miliar atau sekitar Rp291,8 triliun.

Tak hanya itu, kekayaannya juga melebihi total kekayaan Stan Kroenke, pemilik mayoritas klub sepak bola Arsenal, yang menempati peringkat ke-108 dengan kekayaan US$16,3 miliar atau sekitar Rp255,7 triliun.

Selain Prajogo Pangestu, beberapa tokoh Indonesia lainnya juga masuk dalam daftar orang terkaya di Bloomberg Billionaires Index.

Low Tuck Kwong dari PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berada di peringkat ke-54 dengan kekayaan US$26,4 miliar atau sekitar Rp414,2 triliun.

Sedangkan Budi Hartono dan Michael Hartono dari grup Djarum berada di peringkat ke-75 dan 80 dengan kekayaan masing-masing sebesar US$21,1 miliar atau sekitar Rp331,1 triliun dan US$20 miliar atau sekitar Rp313,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper