Bisnis.com, JAKARTA - Menjalani usaha ekonomi kreatif bukan bicara soal seberapa banyak modal yang dipersiapkan, tapi yang perlu dipastikan adalah pangsa pasar. Jika laku terjual, barulah pengusaha bisa bicara peningkatan produksi.
Strategi itulah yang diterapkan oleh Fitra Lusia dalam membangun usaha batik diberi nama Ayesha Collection, yang berada di Kota Padang, Sumatra Barat. Langkah itu menjadi pegangan kuat Fitra untuk memastikan usahanya tetap berjalan dan mempunyai progres yang baik.
"Saya pernah menolak tawaran pinjaman modal usaha dari perusahaan. Karena bukan itu yang saya butuhkan, tapi saya berharap dibantu untuk promosi. Kendalanya dipromosi, bukan di modal," kata Owner Ayesha Collection, Fitra, yang ditemui Bisnis di Padang, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya hal yang paling dibutuhkan oleh UMKM itu adalah kepastian pangsa pasar. Dengan memberikan pinjaman modal usaha, sementara penjualan rendah, bisa membuat pelaku usaha terlilit utang, dan kondisi itu secara tidak langsung membunuh UMKM.
"Bagi saya kondisi itu ketimpangan, malah bisa membuat pelaku UMKM gulung tikar. Bukan itu cara membantu UMKM," sebutnya.
Fitra menceritakan dari pengalaman dirinya membesarkan Ayesha Collection yang kini populer dengan produk Batik Tanah Liek, bukanlah sebuah perjuangan yang mudah.
Baca Juga
Persis pada tahun 2002 silam, Fitra mulai menapaki usaha kerajinan sulaman. Tidak tanggung-tanggung, dia pun memproduksi jumlah sulaman yang cukup banyak, bahkan modal yang digunakan ketika itu mencapai Rp150 juta.
Tapi saat itu penjualannya rendah, hal itu hampir membuat usahanya gulung tikar. Namun pada tahun 2009 Fitra berkeinginan memulai memproduksi batik.
"Lalu saya mulai berpikir untuk membuat usaha batik, dan saya pun bersemangat, dan memulai tahap belajar batik ke tanah Jawa, seperti ke Solo, Jogja, Cirebon, dan ke wilayah di tanah Jawa lainnya," ucap dia.
Awal Mula Batik Tanah Liek
Mengingat Sumbar yang memiliki kekayaan mineral seperti batu bara dan ada zat besi dan lainnya itu, membuat tanah liat memiliki warna yang bagus, yakni mampu mengeluarkan warna coklat muda, dan warna tersebut sangat bagus untuk warna batik.
"Warna batik itu dominan coklat, tanah liat di Sumbar ini lebih bagus untuk pewarna. Barulah lahir Batik Tanah Liek itu," ucapnya.
Satu tahun berjalan, Fitra yang telah menemukan performa yang tepat untuk memproduksi Batik Tanah Liek, bak kata pepatah gayung bersambut, Bank Nagari hadir membantu usaha Ayesha Collection dalam promosikan produk Batik Tanah Liek.
Bank Nagari berperan dalam memberikan kesempatan promosi produk, melalui kegiatan pameran, baik digelar di Sumbar, maupun di tingkat nasional, dan bahkan hingga ke luar negeri.
"Sampai puluhan kali kami mengikuti pameran UMKM itu bila dihitung per tahunnya. Memang kesempatan dan peluang itu yang kami harapkan sebenarnya," ujar dia.
Tidak hanya bicara dalam kesempatan promosi, bahkan banyak produk-produk dari Ayesha Collection dibeli oleh Bank Nagari. Mulai dari batik untuk pakaian seragam karyawan Bank Nagari, hingga dengan pesanan untuk souvenir pada setiap iven yang digelar Bank Nagari.
Akhirnya, mereka sukses membuat omzet dari usaha Batik Tanah mampu menembus hingga Rp300 juta per bulannya. "Tidak rutin setiap bulan ya, tapi per bulannya pernah Rp300 juta," tegasnya.
"Kalau di Indonesia ini yang belum kami datangi untuk promosi hanya di Papua saja, daerah lainnya di Indonesia telah kami datangi," sebutnya.
Hebatnya lagi, penjualan Batik Tanah Liek juga telah menjajal ke luar negeri, mulai dari Paris, Maroko, Kanada, Brunei, dan hingga ke Qatar.
"Jadi memang diberi kesempatan promosi batik ini oleh Bank Nagari, bahkan secara gratis, tinggal berangkat saja," ungkap Fitra.
Selain itu pembinaan yang turut diberikan Bank Nagari, yakni edukasi penggunaan transaksi non tunai atau pakai QRIS. Terlebih di saat kondisi pandemi Covid-19, dimana transaksi QRIS lebih aman.
"Saya menyiapkan layanan pembayaran QRIS di Galeri Ayesha ini, Bank Nagari yang mengedukasi kami. Alhamdulillah, ternyata sangat membantu. Karena tren sekarang itu, memang banyak juga yang membayar belanja pakai QRIS," ucapnya.
"Jadi saya tinggal cek transaksinya di Ollin Bank Nagari, apakah sudah masuk pembayaran atau belum," sambungnya.
Pemimpin Cabang Bank Nagari Pasar Raya, Hendri Masri, mengatakan, untuk usaha Ayesha Collection memang menjadi salah satu UMKM yang berkembang bagus.
Bicara soal pembinaan, PT Bank Nagari melakukan pembinaan dengan berbagai kegiatan, seperti dalam bentuk pendampingan pengelolaan keuangan, pembinaan dalam penggunaan sistem pembayaran digital yakni QRIS dan mesin EDC, serta pembinaan dibidang pemasaran produk.
"Sampai sekarang usaha Batik Tanah Liek itu masih kami bina," ujarnya.
Hal yang membuat Bank Nagari turut membantu pengembangan usaha produk Batik Tanah Liek itu, karena sesuai dengan salah satu visi dan misi Bank Nagari yakni memberikan kontribusi untuk membangun kegiatan ekonomi yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.