Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Telegram yang Digadang Bakal Segera IPO

Sosok Pavel Durov, dengan kekayaan US$15,5 miliar, bakal segera mengantar Telegram IPOB
Pavel Durov/telegramgeek.com
Pavel Durov/telegramgeek.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Aplikasi berbagi pesan, Telegram saat ini telah memiliki 900 juta pengguna dan mendekati profitabilitas yang membuat pemiliknya pede bisa membawa perusahaan aplikasi perpesanan ini untuk IPO atau tercatat di pasar saham. 

Mengutip Financial Times, Pavel Durov, mengatakan bahwa Telegram yang berbasis di Dubai telah berkembang menjadi salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia dan menghasilkan pendapatan “ratusan juta dolar” setelah memperkenalkan iklan dan layanan berlangganan premium dua tahun lalu.

Durov, yang sepenuhnya memiliki Telegram, mengatakan perusahaannya telah “ditawarkan penilaian US$30 miliar lebih” dari calon investor sembari menjajaki penawaran umum perdana di masa depan.

“Alasan utama kami mulai melakukan monetisasi adalah karena kami ingin tetap mandiri. Secara umum, kami melihat nilai dalam IPO sebagai sarana untuk mendemokratisasi akses terhadap nilai Telegram," ujarnya. 

Sosok di balik Telegram

Pavel Valeryevich Durov merupakan pria kelahiran 10 Oktober 1984. Dia merupakan seorang pengusaha di Prancis-Saint Kitts dan Emirat kelahiran Rusia yang dikenal sebagai pendiri situs jejaring sosial VK dan aplikasi Telegram Messenger.

Dia juga merupakan adik dari Nikolai Durov, yang lulus dari Departemen Filologi Universitas Negeri Saint Petersburg pada 2006 dan menerima gelar Kelas Satu.

Selepas menyelesaikan studinya, Durov bersaudara memulai VKontakte dengan Ilya Perekopsky, yang kemudian dikenal sebagai VK. Dia membangun VK awalnya terinspirasi oleh Facebook. Ketika dia dan saudaranya Nikolai membangun situs web VKontakte, nilai perusahaan tersebut berkembang menjadi US$3 miliar.

Durov bahkan mendapat pujian sebagai “Mark Zuckerberg-nya Rusia” setelah ikut mendirikan jaringan media sosial paling populer di negara itu, VKontakte, di negara asalnya, St Petersburg pada 2007.

Pada 2011, dia terlibat dalam perselisihan dengan polisi di Saint Petersburg ketika pemerintah menuntut penghapusan halaman politisi oposisi setelah pemilu Duma pada 2011, di mana Durov memposting gambar seekor anjing dengan lidah terjulur mengenakan hoodie dan polisi pergi setelah satu jam ketika dia tidak membukakan pintu.

Sebagai seorang pendukung kebebasan berpendapat, dia mendirikan Telegram pada 2013 bersama saudaranya lagi. Lantas Durov, melarikan diri dari Rusia setahun kemudian setelah menolak membagikan data pengguna VK tertentu di Ukraina kepada badan keamanan Rusia.  

Durov mengatakan dia menjual sahamnya di VK kepada oligarki yang mendukung Kremlin seharga US$300 juta di bawah tekanan. 

Namun, dana dari penjualan VK ini memungkinkan dia untuk fokus pada pendirian perusahaan berikutnya, Telegram, yang berfokus pada layanan pesan terenkripsi dengan nama yang sama. Telegram berkantor pusat di Berlin dan kemudian dipindahkan ke Dubai

Pada 29 September 2022, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai US$15,1 miliar. Pada tahun yang sama, Durov kemudian diakui sebagai orang terkaya di Uni Emirat Arab, menurut Forbes. Pada bulan Februari 2023, Arabian Business menobatkannya sebagai pengusaha paling berpengaruh di Dubai.

Pernah menjadi rumah bagi komunitas cryptocurrency yang bergerak bebas, perusahaan yang hanya memiliki sekitar 50 karyawan tetap ini semakin populer dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi alat komunikasi penting bagi pemerintah dan pejabat secara global, serta jalur penyelamat bagi warga negara di zona konflik.

Dalam IPO, Durov mengatakan Telegram akan mempertimbangkan untuk menjual alokasi sahamnya kepada pengguna setia, menyusul Reddit yang baru-baru ini mengumumkan akan mengalokasikan sebagian sahamnya kepada investor ritel menjelang pencatatan di New York pada awal Maret.

Durov mengatakan dia tertarik untuk melakukan peningkatan pada ekuitas yang lebih kecil, untuk mendorong ambisinya terkait kecerdasan buatan. Dia juga menambahkan bahwa perusahaannya kini sedang menjajaki pengenalan chatbot bertenaga AI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper