Bisnis.com, JAKARTA – Pihak berwenang Iran menyita sebuah kapal kargo yang diduga terkait dengan Israel di dekat Selat Hormuz pada Sabtu (13/4/2024). Penyitaan itu merupakan salah satu konsekuensi dari peningkatan eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
Adapun informasi penyitaan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Kantor Berita Republik Islam milik pemerintah Iran, yang mengidentifikasi kapal tersebut sebagai MSC Aries, yang berafiliasi dengan pengusaha Israel Eyal Ofer, ketua Zodiac Group.
Berbagi video kejadian terbut yang diunggah kantor berita di X tersebut mengklaim pasukan Iran melakukan operasi helikopter untuk memandu kapal tersebut ke perairan Iran sambil melakukan “evakuasi personel.”
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz kemudian mengklaim Iran telah menyita sebuah kapal kargo sipil Portugis, milik anggota UE, yang diklaim juga milik Israel, dan dia menuduh Iran “melakukan operasi bajak laut yang melanggar hukum internasional.”
Atas penyitaan kapal tersebut, Katz meminta Uni Eropa untuk menyatakan Korps Garda Revolusi Iran, yang dilaporkan berada di balik penyitaan tersebut, sebagai “organisasi teroris,” dan menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Zodiac Maritime mengatakan kepemilikan kapal tersebut dipegang oleh Gortal Shipping, yang berafiliasi dengan Zodiac, namun menunda pertanyaan kepada perusahaan pelayaran Swiss MSC, yang menurut Zodiac adalah manajer kapal dan bertanggung jawab atas semua pengoperasian kapal.
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan kepada Forbes, MSC mengkonfirmasi insiden tersebut dan mengatakan ada 25 awak kapal di kapal tersebut, dan menambahkan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang terkait untuk memastikan kesejahteraan para awak kapal, dan pengembalian kapal dengan aman.
Forbes memperkirakan kekayaan bersih Eyal Ofer, pemilik grup Zodiac, sebesar US$24 miliar, atau setara dengan Rp388,82 triliunp, dan menjadikannya orang terkaya ke-83 di dunia.
Israel dan Iran berada dalam ketegangan selama berhari-hari, menyusul pemboman kedutaan besar Iran di Suriah yang menewaskan tujuh pejabat militer Iran.
Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, sejak saat itu, Iran telah mengeluarkan pernyataan publik yang berjanji akan memberikan tanggapan dan memperingatkan akan meningkatkan ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.