Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbandingan Kekayaan Pendiri Aplikasi Ojol dari Gojek, Grab, Hingga Lalamove

Adu kekayaan pendiri aplikasi ojek online, Pendiri Lalamove terkaya, punya Rp30,72 triliun.
Driver Lalamove berada di atas kendaraan bersiap untuk mengantarkan paket/dok.website Lalamove
Driver Lalamove berada di atas kendaraan bersiap untuk mengantarkan paket/dok.website Lalamove

Bisnis.com, JAKARTA - Ojek online sudah menjadi moda transportasi umum yang semakin menjamur dan banyak digunakan masyarakat. Baru-baru ini, Lalamove hadir menjadi pemain baru dengan menjanjikan keuntungan besar bagi para mitranya. 

Di Indonesia, sudah ada beberapa aplikasi ojek online yang tersedia. Dua yang terbesar adalah Gojek yang didirikan oleh anak bangsa, dan Grab dari Singapura. 

Kemudian, ada beberapa aplikasi ojol lainnya seperti Maxim, operator taksi asal Rusia, dan InDrive dari Amerika Serikat, yang tak setenar dua ojol hijau. 

Terbaru, perusahaan logistik asal China, Lalamove, juga berekspansi ke industri ride hailing melalui Lalamove Ride. Tak tanggung-tanggung, perusahan tersebut bahkan menjanjikan penghasilan tinggi hingga Rp700.000 per hari atau sekitar Rp21 juta per bulan jika kerja tanpa libur. 

Perbandingan Kekayaan Pendiri Aplikasi Ojek Online

Tiga aplikasi ojek online tersebut didirikan dan dikepalai oleh jutawan bahkan miliarder. 

1. Gojek

Gojek didirikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang membangun Gojek sejak 2010 dan berhasil menjadi salah satu dekakorn di dunia dengan valuasi mencapai US$10 miliar. 

Sebelum mendirikan Gojek, pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984, itu menempuh pendirikan di Brown University, dan melanjutkan pendidikan masternya di Harvard Business School. 

Pada 2019, dia mengundurkan diri dari Gojek dan menjadi Mendikbudristek pada periode 2019-2024. Berdasarkan data di laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Nadiem Makarim tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp4,87 triliun per akhir 2022. 

2. Grab

Grab tak hanya tenar di Indonesia, tapi juga di seluruh Asia Tenggara. Perusahaan itu dibangun oleh pengusaha asal Malaysia, Anthony Tan. 

Anthony lahir di Malaysia pada 1982. Dia berasal dari keluarga yang juga menjalankan bisnis manufaktur mobil, Tan Chong Motor, yang merakit mobil Nissan untuk Asia Tenggara. 

Namun, minatnya pada bisnis sudah terlihat sejak kecil. Mulai usia 11 tahun dia sudah mulai menjual mainan. Bahkan di usia 14 tahun dia bisa mengumpulkan uang untuk yayasan AIDS. 

Anthony Tan menempuh pendidikan tinggi di University of Chicago dan kemudian melanjutkan pendidikan master di Harvard Business School. 

Aalih-alih menjadi penerus usaha keluarga pada 2012 dia merintis usahanya sendiri. Dia bersama rekannya, Tan Hooi Ling membuat bisnis aplikasi pemesanan taksi di Malaysia dengan modal tabungan sendiri, orang tua, dan US$25.000 dari hasil lomba. 

Perusahaan itu dinamai MyTeksi pada Juni 2012 sebelum akhirnya berubah menjadi Grab pada 2016. Grab kini menawarkan layanan di delapan negara dan telah melebarkan sayapnya ke ojek online, layanan pengiriman barang, serta penelitian dan pengembangan perangkat lunak.

Mengutip Forbes, Anthony Tan kini memiliki kekayaan mencapai US$790 juta atau setara dengan Rp12,66 triliun.

3. Lalamove 

Lalamove dibangun oleh pengusaha asal China, Chow Shing Yuk, yang resmi menjadi miliarder tahun ini, melalui perusahaannya, Lala Tech Holdings. 

Mengutip Forbes, Chow lahir pada 1 Januari 1978. Pria 46 tahun itu sempat menempuh pendidikan ekonomi di Universitas Stanford dengan beasiswa setelah meraih nilai A di seluruh mata pelajaran dalam ujian sekolah menengahnya.

Setelah bekerja dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Stanford University dia juga telah melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar master di bidang Ekonomi dari Chinese University of Hong Kong.

Sebelum membangun bisnis, Chow sempat bekerja menjadi konsulan manajemen di Banin & Co. dan menjadi pemain poker profesional. Melalui uang  yang terkumpul dari bermain poker sebesr 30 juta dolar Hong Kong, dia memulai bisnisnya. 

Chow memulai bisnisnya dari bisnsi logistik bernama EasyVan. Perusahaan tersebut kemudian ganti nama menjadi Lalamove pada 2014 dan berkembang begitu pesat dengan layanan yang murah meriah. 

Lalamove terus berekspansi, masuk ke Singapura, Bangkok dan Taipei sepajang 2014-2015. Kemudian, pada 2018, Lalamove lanjut melebarkan sayap ke 11 kota lainnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Kesuksesannya membangun bisnis membawanya resmi menjadi miliarder tahun ini, dengan kekayaan mencapai US$1,9 miliar atau sekitar Rp30,72 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper