Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Starbucks kini sedang menghadapi tantangan dan menunjuk bos baru, sebagai upaya memperbaiki kondisi penjualan yang menurun.
Sebelumnya, CEO Laxman Narasimhan mengundurkan diri dan akan digantikan oleh Brian Niccol, pimpinan jaringan restoran panggang Meksiko, Chipotle.
Perombakan pimpinan ini terjadi saat Starbucks bergulat dengan penurunan penjualan di tengah reaksi terhadap kenaikan harga dan boikot yang dipicu oleh perang Israel-Gaza.
Howard Schultz, mantan CEO Starbucks mengatakan dia yakin Niccol adalah pemimpin yang dibutuhkan Starbucks pada momen penting dalam sejarahnya.
Setelah pergantian pimpinan tersebut, saham Starbucks melonjak lebih dari 20% setelah pengumuman tersebut.
Bulan lalu, perusahaan tersebut mengatakan penjualan global turun 3% year on year (yoy) pada kuartal II/2024 di tengah melemahnya ekonomi AS dan China.
Baca Juga
Perusahaan tersebut juga nendapat kritik karena waktu tunggu yang lama untuk mendapatkan minuman dan kenaikan harga yang tajam.
Sebelum beralih ke Niccol, Schultz telah menunjuk Narasimhan, mantan eksekutif di PepsiCo dan Reckitt, sebagai penggantinya pada 2022, yang mengambil alih kendali penuh pada Maret 2023.
Namun, terlepas dari pilihannya, Schultz menyuarakan kekhawatirannya secara terbuka tentang arah perusahaan setelah melaporkan penurunan penjualan yang sangat drastis dan tak terduga.
Niccol kemudian ditunjuk setelah sebelumnya memimpin Chipotle sejak 2018, membantu merek tersebut pulih dari krisis setelah wabah keracunan makanan.
Penjualannya meningkat dua kali lipat selama masa jabatannya dan harga saham rantai tersebut melonjak dari kurang dari US$7 menjadi lebih dari US$50, karena restoran burrito tersebut membuka hampir 1.000 toko baru dan memperkenalkan pemanggang robotik dan prosesor otomatis untuk membuat guacamole.
Dalam beberapa bulan terakhir, aksinya dinilai sebagai titik terang dalam industri restoran yang tengah anjlok. Seiring dengan kepindahannya, saham Chipotle turun lebih dari 9%.