Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan ritel raksasa milik taipan AS, Walmart, telah mengakhiri hubungan dan menjual seluruh sahamnya di perusahaan e-commerce China, JD.com setelah delapan tahun bermitra.
Forbes melansir Walmart Inc. Akan menjual seluruh sahamnya di JD.com sebesar US$3,74 miliar atau sekitar Rp57,82 triliun untuk melancarkan strateginya di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Walmart sebelumnya merupakan pemegang saham terbesar JD.com dan memiliki 5,19 persen saham di perusahaan e-commerce tersebut.
Perusahaan AS ini dikabarkan telah membangun sistem e-commerce dan pengiriman yang matang di China untuk Sam’s Club dan bisnis hipermarketnya.
Sejalan dengan penjualan saham di JD.com, Walmart juga disebut akan menawarkan 144,5 juta saham dengan kisaran harga $24,85 hingga $25,85 dengan Morgan Stanley yang ditunjuk menjadi broker-dealer dalam penawaran tersebut.
Dengan kabar hengkangnya Walmart dari jejeran pemegang saham JD.com, saham perusahaan e-commerce yang terdaftar di Hong Kong itu turun 11% pada pembukaan perdagangan Rabu, memimpin aksi jual yang lebih luas pada saham-saham e-commerce dan teknologi di China.
Baca Juga
Sosok di Balik Walmart
Mengutip laman resmi Walmart, perusahaan ritel raksasa AS itu didirikan dan dikembangkan oleh Sam Walton.
Sam Walton lahir pada 1918 di Kingfisher, Oklahoma. Walton kemudian menempuh pendidikan dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari University of Missouri pada 1940.
Selesai kuliah, dia bertugas sebagai kapten di Korps Intelijen Angkatan Darat AS saat usianya 24 tahun dari 1942 hingga 1945.
Pada 1943 dia menikahi Helen Robson, kemudian dinas militernya berakhir pada tahun 1945, Sam dan Helen pindah ke Iowa dan kemudian ke Newport, Arkansas.
Di saat itulah dia memperoleh pengalaman ritel di JC Penney dan mengoperasikan toko serba ada di Newport dan Bentonville sebelum membuka Wal-Mart pertama itu.
Pada 1950, keluarga Walton meninggalkan Newport menuju Bentonville, tempat Sam membuka Walton's 5&10 di alun-alun pusat kota. Mereka memilih Bentonville karena Helen menginginkan kehidupan di kota kecil, dan Sam juga dapat memanfaatkan musim berburu yang ditawarkan dari kehidupan di sudut negara empat bagian itu.
Terinspirasi oleh keberhasilan awal toko serba ada miliknya, dan terdorong untuk memberikan peluang dan nilai yang lebih besar kepada pelanggannya, Sam membuka Walmart pertamanya pada 1962 di usia 44 tahun di Rogers, Arkansas.
Dengan strategi menawarkan harga yang lebih rendah dengan layanan yang baik, keberhasilan perusahaan itu bahkan melampaui ekspektasi Sam.
Perusahaan itu menjadi perusahaan publik pada 1970, dan hasilnya dapat membiayai perluasan bisnis Walmart.
Seiring dengan toko ritelnya yang terus bertumbuh, Sam terus menghadirkan pendekatan dan teknologi baru dalam bisnis ritel, dia juga bereksperimen dengan format toko baru, termasuk Sam's Club dan Walmart Supercenter, dan bahkan memutuskan untuk membawa Walmart ke Meksiko.
Sam Walton meninggal pada 1992, tak lama setelah menerima Medal of Freedom, tetapi hingga hari ini, Walmart tetap menjadi pemimpin dalam industri ritel, terutama di AS.
Tak hanya itu, dia juga mewarisi anak-anaknya hingga mereka kini masuk dalam jajaran miliarder dunia. Tiga anaknya, Rob, Jim, dan Alice memiliki total kekayaan mencapai US$293 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index.