Bisnis.com, JAKARTA — Baru-baru ini, sebuah brand sepatu lokal melebarkan sayap bisnisnya, dari alas kaki meluas ke bisnis wewangian alias parfum.
Adalah Aerostreet yang pada awal tahun ini memperkenalkan produk parfum dengan tak hanya satu atau dua, tapi 18 varian berbeda.
Dalam menciptakan 18 varian parfum tersebut Aerostreet juga bekerja sama dengan tiga raksasa penghasil wewangian kelas dunia, yaitu IFF, Givaudan, dan Firmenich, untuk menghasilkan kualitas terbaik.
Selain di lini parfumnya, di bisnis utamanya alas kaki, Aerostreet juga baru saja meluncurkan empat varian sepatu, koleksi yang terinspirasi dari film legendaris Harry Potter.
Kendati mengeluarkan produk kolaborasi hebat, sepatu yang dipasarkan tetap dibanderol dengan harga terjangkau, hanya Rp249.000.
Sosok di Balik Aerostreet
Di balik kesuksesan dan inovasi Aerostreet ada sosok Aditya Caesarico yang membangun Aerostreet sejak 2013.
Baca Juga
Mengutip berbagai sumber, dia adalah lulusan SMA Debritto Yogyakarta yang kemudian sempat meneruskan pendidikan ke Universitas Atma Jaya jurusan Manajemen namun hanya menempuh 2 semester.
Dia mulai terjun ke dunia bisnis terinspirasi dari ayahnya yang bekerja di percetakan buku, sementara ibunya berbisnis sebagai distributor AP Boots. Rico sering membantu ayahnya berjualan buku dari pabrik tersebut sambil mempelajari bisnis di balik perusahaan tersebut.
Bisnisnya dimulai kecil-kecilan, dari menjual stiker, kaos, dan aksesoris motor, sampai akhirnya mendapat pesanan besar untuk mencetak buku tahunan sekolah.
Pada 2002-2004, dia menggarap buku tahunan untuk sekitar 68 sekolah di Jakarta, Surabaya, dan beberapa kota lainnya. Untuk menggarap proyek tersebut, dia meminta bantuan dari teman-temannya dan mengerjakannya di kamar kos, yang disewanya untuk tidur dan juga untuk bekerja.
Dari bisnis tersebut, Rico bisa mendapatkan omzet fantastis, hingga Rp500 jutaan, dengan pendapatan Rp10 juta - Rp20 juta dari tiap sekolah.
Kemudian pada 2013, dia mulai mendirikan usaha sepatu yang diberi nama Aerostreet. Di tahun pertama, pabriknya sudah mampu memproduksi sepatu dengan kapasitas 800 - 1.000 pasang per hari dengan tenaga dari 30-40 orang.
Setahun kemudian, perusahaan tersebut berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada 2014 dengan nama PT Adco Pakis Mas dengan fokus usaha untuk memproduksi sepatu sekolah.
Terus berkembang, pada 2019 Aerostreet mulai memproduksi sepatu sneaker fesyen. Namun, sayangnya peluncurannya terbentur dengan pandemi Covid-19, sehingga Rico terpaksa rugi besar.
Rico kemudian memutar otak untuk tetap bisa berjualan, dan bangkit lagi dengan mulai melakukan promosi di media sosial. Berkat usaha tersebut, kini Aerostreet menjadi salah satu sepatu lokal paling laris di Indonesia dan bisa mempekerjakan hingga 3.000 orang karyawan dan memiliki pabrik seluas 1 hektare.
Kesuksesan di media sosial dan e-commerce ini pula yang membuat sepatu Aerostreet bisa menembus pasar global dan bersaing dengan merek-merek ternama di dunia.
Aerostreet juga sudah mengembangkan produk ke apparel atau pakaian dan punya lebih dari 2.000 jenis produk.
Salah satu kunci kesuksesannya adalah dengan mengutamakan promosi menarik di media sosial, berkolaborasi dengan brand-brand ternama seperti Harry Potter, Looney Tunes, dan Hello Kitty.
Selanjutnya, Aerostreet juga mengandalkan pembuatan konten video pendek di media sosial yang menarik dan melakukan live streaming hingga 24 jam selama 7 hari.
Kemudian, brandingnya diperkuat dengan menggelar berbagai acara offline di beberapa kota seperti pameran dan roadshow, dan menarik pembeli offline ke online.
