Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Martabak Manis Kemasan Pizza Ala Martabak Dejavu

Beragam cara dilakukan untuk bisa menarik minat konsumen, supaya bisnis terus berjalsn. Salah satunya adalah mengemas produk dengan kemasan spesial
Martabak dengan kemasan pizza/Nenden Sekar Arum
Martabak dengan kemasan pizza/Nenden Sekar Arum

Bisnis.com, JAKARTA - Beragam cara dilakukan untuk bisa menarik minat konsumen, supaya bisnis bisa terus berjalan. Salah satu caranya dengan mengemas produk dengan kemasan spesial.

Seperti yang dilakukan Rikky Sophian dengan Martabak & Terang Bulan Dejavu. Bisnis yang berkembang di Surabaya tersebut mulai dirintis sejak Maret 2014.

Rikky mengawali bisnisnya dengan menjalankan usaha pembuatan martabak dan terang bulan rumahan dan mengunakan sistem pesan antar. Semakin banyak pesanan yang datang, akhirnya dia mulai menyewa tempat agar mudah dijangkau oleh pelanggan.

Saat itu dia harus merogoh kocek sekitar Rp40 juta-Rp50 juta sebagai modal awal. Modal tersebut digunakan untuk menyediakan berbagai peralatan operasional usaha, desain logo, sewa tempat serta membeli bahan-bahan dasar pembuatan martabak.

Agar lebih menarik di mata pembeli, Rikky juga mengemas produknya dengan lebih modern. Martabak Dejavu sengaja menggunakan kemasan berbentuk kotak yang mirip dengan kemasan yang biasa digunakan pizza.

“Strategi itu untuk meningkatkan nilai tambah dan mengangkat gengsi martabak supaya lebih menarik bagi semua kalangan,” katanya.

Selain itu, Rikky juga memikirkan matang-matang konsep branding dengan logo dan merek Martabak & Terang Bulan Dejavu agar mudah dikenal dan diingat oleh para pelanggan.

Sekarang, Martabak Dejavu bisa menerima pesanan hingga 25 porsi per hari, dengan kisaran harga Rp40.000-Rp100.000 untuk terang bulan atau martabak manis. Selain itu, Rikky juga memproduksi martabak telor dengan enam rasa pilihan, yakni daging sapi, daging ayam, jamur, tuna, kornet, dan jagung.

“Omzet rata-rata per bulan Rp20 juta-Rp30 juta dengan margin keuntungan sekitar 30%-40%,” katanya.

Dia mengaku jumlah pendapatan yang diperolehnya itu belum optimal, karena masih terkendala urusan pemasaran. Saat ini dia hanya mengandalkan akun Instagram @dejavuholic dan membagikan brosur kepada masyarakat.

Sementara itu, strategi pengembangan bisnis yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah dengan memperbaiki dan membenahi sumber daya yang telah dimiliki.

Misalnya, dengan renovasi outlet, mengadakan pelatihan bagi karyawan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan terkait standar pelayanan yang baik, menambah inovasi varian rasa, serta melihat peluang untuk membuka cabang di tempat lain.

“Kami tidak ingin tergesa-gesa membuka cabang, tapi mencoba untuk fokus memberikan produk dan pelayanan terbaik di outlet yang sudah ada,” paparnya.

Rikky menilai prospek bisnis martabak ke depannya masih tetap menjanjikan meskipun pesaingan semakin sengit. Namun, dengan meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur, menjadikan pasar martabak semakin potensial.

“Meskipun makanan luar juga sangat gencar masuk ke dalam negeri, tetapi jika produk-produk lokal dikelola dengan baik, pasti dapat bersaing dengan produk sejenis maupun produk makanan lainnya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper