Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUSTAINABLE DEVELOPMENT: Potret Pembangunan Berkelanjutan Ala SCG Cement Group

LAMPANG, Thailand: Praktik pembangunan berkelanjutan (sustainable development) kini tidak lagi dianggap menjadi beban perusahaan, sebaliknya penerapan yang serius dan sungguh-sungguh akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

LAMPANG, Thailand: Praktik pembangunan berkelanjutan (sustainable development) kini tidak lagi dianggap menjadi beban perusahaan, sebaliknya penerapan yang serius dan sungguh-sungguh akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Adalah SCG Group, salah satu perusahaan raksasa di Thailand, yang telah menuai hasil dari benih program sustainable development (SD) sejak puluhan tahun lalu.SCG yang didirikan pada 1913 atas titah Raja Rama IV itu kini menjadi salah satu konglomerasi bisnis di Negeri Gajah Putih, dengan sebanyak 2.500 anak usaha di seluruh dunia.

Hingga 30 September 2012 total aset SCG senilai Rp 120, 638 triliun (US$ 12,579 miliar), sedangkan total aset SCG di Asean tercatat sebesar Rp 17, 302 triliun  (US$ 1,804 miliar) yang merupakan 14% dari total aset gabungan yang dimiliki SCG.

SCG yang awalnya merupakan perusahaan semen dan dibangun untuk memodernisasikan infrastruktur di Thailand, kini menjelma menjadi perusahaan yang peduli lingkungan dan sosial atau mampu menerapkan prinsip SD secara berimbang.

SCG Group kini menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan yang menjaga keselarasan ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan lingkungan.

SCG Group pun ingin keberhasilan penerapkan SD bisa ditularkan kepada perusahaan di Asia Tenggara (anggota Asean).

Untuk itu SCG menggelar kembali Asean Sustainable Development Symposium pada Senin (5/11/2012), atau ketiga secara berturut sejak 2010.

SCG menerapkan empat nilai utama perusahaan, yakni patuh pada keadilan, dedikasi untuk kemajuan, keyakinan dalam nilai individu, dan kepedulian terhadap tanggung jawab sosial.

Dan, untuk mendukung program itu, menurut Kan Trakulhoon, President & CEO SCG, perusahaan mengalokasikan US$ 1,6 juta per tahun.

"Kami menganggarkan dana 4,5 miliar baht atau sekitar US$1,6 juta per tahun untuk mendukung program sustainable development SCG Group. Namun, yang paling penting adalah komitmen kami kepada lingkungan dan masyarakat," tegasnya, sebelum pembukaan Asean Sustainable Development Symposium 2012, di Bangkok Convention Center, Senin (5/11). 

Green Factory

Pabrik semen SCG di Provinsi Lampang, menjadi salah satu keberhasilan program SD yang menjadi percontohan SCG Group untuk ditularkan ke seluruh perusahaan baik di Thailand dan Asean serta di sejumlah negara lainnya.

Pabrik semen SCG Lampang yang dibangun sejak 1996 itu kini berani memproklamirkan diri sebagai green factory (pabrik hijau).

Charoenchai Chaliewkraingkai, Senior Production Engineer SCG Cement Lampang Co., Ltd., mengungkapkan empat pilar utama diterapkan dalam pengembangan green factory di provinsi paling utara Thailand itu, yakni create job, developing community, preserve environment, dan be a good citizen of Lampang.

Kawasan seluas 273 hektare yang pada 1994-2000 gersang dan sering terjadi kebakaran hutan itu kini menjadi kawasan yang hijau, dengan pabrik semen seluas 2,76 ha berada di tengah hutan itu.

Sumber daya air, energi listrik, dan limbah bisa dikelola dengan prinsip ramah lingkungan dan mendukung operasionalisasi pabrik semen berkapasitas produksi 2,1 juta ton per tahun itu.

SCG Cement Lampang kini memanen buah dari penerapan green factory sejak 18 tahun silam. Salah satu program yang diterapkan adalah proyek waste heat generation (WHG) atau pengelolaan limbah panas yang tersisa di udara untuk memproduksi uap dalam pembangkit. 

Uap tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengendalikan turbin yang menghasilkan listrik. Uap yang dihasilkan dikentalkan ke dalam air dan dibawa kembali ke pembangkit uap.

Gas yang terbuang menjadi sistem penghilang debu sehingga tidak membahayakan dan merusak lingkungan. Hasilnya, secara ekonomi proyek WHG bisa menghemat biaya sampai dengan 1,6 miliar baht per tahun.

WHG juga terbukti ramah lingkungan  karena diklaim sebagai salah sistem produksi listrik paling ramah di dunia. WHG mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2) hingga 300.000 ton per tahun, mengurangi impor batu bara lebih dari 450.000 ton per tahun, serta mengurangi polusi udara akibat pembakaran seperti S02 dan NOx.

Lalu, apa manfaat bagi masyarakat? Proyek WHG Semen SCG Lampang itu dapat menciptakan lebih dari 75 macam pekerjaan tetap di Thailand.

Kedua, pengelolaan air dengan pembuatan 40.000 check dam (dam kecil) berukuran 1 m2 hingga 10 m2 di area pabrik seluas 273 ha. Konservasi air menjadi elemen terpenting dalam green factory.

Raja Bhumibol Adulyadej secara langsung turun ke lapangan memerintah pembuatan check dam pada 2003. “Air adalah sumber kehidupan”. Begitu kata Raja Rama IX itu. 

Kesinambungan hutan dan konservasi air harus melekat pada operasionalisasi Pabrik Semen Lampang.Selama bertahun-tahun bendungan kecil itu menghasilkan dampak ekologi dan ekonomi bagi masyarakat. 

Puluhan ribu dam  itu mampu mengembalikan kelembaban dan keanekaragaman hayati hutan, serta menurunkan kebakaran hutan dari semula 200-300 kali menjadi hanya 2-6 kali per tahun.

Keanekaragaman hayati hutan kini bertambah. Populasi burung meningkat, dari 78 pada 1992 jenis menjadi 155 pada 2011, atau tercatat 15% dari perkembangbiakan burung di seluruh Thailand.

Sejumlah hewan langka dan hampir punah kembali berkembang, seperti king cobra, elephant fireflies, belalang daun, kupu-kupu emas, capung air terjun, burung merak, dan landak raksasa.

Apa manfaat bagi warga? Penduduk desa di sekitar kini punya beragam mata pencaharian, seperti produksi herbal, pertanian organic, produsen bibit beras, dan produsen pupuk organic.

Hutan kini kaya akan nutrisi bagi tanaman jamur, sayuran, dan rempah-rempah. Penduduk desa dapat menghasilkan 500 baht per hari dari memetik jamur dan sebagian mengumpulkan madu dari 100 jenis le bah liar, serta memproduksi 200 botol  madu seharga 250 baht per botol atau total pemasukan 300.000 baht.

Tidak hanya itu, warga desa kini bisa menghasilkan pendapatan dari usaha jasa home stay.Proyek konservasi air SCG menargetkan bisa membangun 50.000 check dam hingga 2013.

Ya, sustainable development diklaim telah membantu SCG Group dalam mempercepat pertumbuhan bisnis dan penerimaan perusahaan selama hampir 100 tahun usia perusahaan.

Bukan harta meruah dan kekayaan alam berlimpah, melainkan kelestarian lingkungan melalui pembangunan berkelanjutan menjadi warisan bagi generasi mendatang. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Writer
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper