Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Hemat Saat Harga BBM Naik

Apa yang harus dilakukan untuk menghemat pengeluaran di tengah melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM)? Apa solusi yang bisa diterapkan ketika harga barang-barangnya lainnya serta merta meningkat?

Apa yang harus dilakukan untuk menghemat pengeluaran di tengah melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM)? Apa solusi yang bisa diterapkan ketika harga barang-barangnya lainnya serta merta meningkat?

Muhammad Teguh, perencana keuangan dari QM Financial, mengatakan solusi yang bisa dipakai yakni menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Langkah awal, ada baiknya mencoba mengurangi pengeluaran karena menambah penghasilan butuh waktu panjang.

Langkah pertama adalah lihat kembali daftar pengeluaran. Namun, jika belum terbiasa mencatatnya, mulailah membuat daftar pengeluaran. Misalnya pengeluaran listrik yang lebih besar, maka harus mencari cara untuk menekannya.

Bisa dengan cara membiasakan diri mematikan lampu dan pengatur suhu saat keluar ruangan dalam waktu lama. Tak hanya itu, sambungnya, cara lainnya juga adalah memilih lampulampu
hemat energi walaupun harganya lebih mahal.

”Untuk menekan pengeluaran, cek lagi gaya hidup selama ini. Kalau memakan biaya besar, ubahlah,” kata Teguh di Jakarta. Dia juga menyarankan untuk memperhatikan pengeluaran yang tidak termasuk kebutuhan utama, yakni sekadar hiburan atau tambahan.

”Saya mnyebutnya bocor halus, kecil-kecil tapi bisa habiskan kantong Misal, uang rokok,” tutur Teguh.

PENGETATAN 1 TAHUN

Benny Raharjo, Direktur Perencanaan PT Quantum Magna, menyarankan perlunya pengetatan dalam 6 bulan sampai hingga akhir tahun. Dia menambahkan kenaikan harga BBM juga akan berpengaruh pada penyesuaian penghasilan karyawan perusahaan.

Dia memaparkan ada baiknya mengurangi pengeluaran yang tak berarti misalnya pada belanja gadget dan memangkas waktu jalan-jalan ke mal.

”Kurangilah pengeluaran yang tidak krusial, seperti makan-makan, atau pemakaian listrik. Tidak dihilangkan, hanya dikurangi frekuensi dan nilainya,” kata Benny.

Selain memotong pengeluaran, Teguh dan Benny sepakat perlu ada investasi baru. Apalagi, prediksi Teguh, tahun ini inflasi mencapai 7,5%. Dengan naiknya inflasi pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, sambungnya, investasi di saham dan emas masih terbilang bagus ketimbang investasi yang bersifat pendapatan tetap atau obligasi. Kalau ingin ambil reksa dana, Benny menyarankan ambillah reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.

“Makro Indonesia masih bagus, meski nanti terjadi perlambatan pada 2014 karena Pemilu. Setelahnya naik karena didorong konsumsi domestik yang tinggi,” tutur Teguh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper