Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiat Manajemen: Alasan Sederhana Mengapa CEO Diganti

“Sebanyak 25% faktor yang membuat orang-orang menjadi produktif, termotivasi, bekerja efektif dan komit di tempat pekerjaannya adalah perilaku pemimpinnya.”

“Sebanyak 25% faktor yang membuat orang-orang menjadi produktif, termotivasi, bekerja efektif dan komit di tempat pekerjaannya adalah perilaku pemimpinnya.”

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang raja daerah sebuah negeri melahirkan seorang putra mahkota baginya, iya terlahir menjadi seorang pangeran.

Tapi apakah ia juga terlahir untuk menjadi seorang pemimpin yang baik untuk kerajaannya? Ini merupakan sebuah tanda tanya yang besar bagi kerajaan itu.

Menjadi pemimpin tidak sama dengan menjadi anak raja atau menjadi ahli waris dari seorang pemimpin. Ada yang mengatakan, “Pemimpin itu tidak dilahirkan, melainkan di bentuk.” Memang sudah menjadi kenyataan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang di bentuk baik dari pengetahuan dan hikmatnya.

Di abad ke-21 ini, para pemimpin baik sosial, politik, dan ekonomi dihadapkan tiga masalah besar. Taleo Research, sebuah perusahaan Kanada yang bergerak dalam talent management memberikan laporannya bahwa tiga masalah besar mengapa terjadi banyak masalah di dalam organisasi.

Pertama sebanyak 34% disebabkan rendahnya partisipasi kerja dari karyawannya (low employee engagement). Kedua, sebanyak 26% disebabkan banyak organisasi kehilangan manajer/pekerja handalnya (top performers), dan ketiga, sebanyak 18% disebabkan para pemimpinnya memiliki jurang kepemimpinan, atau dalam kata lain para pemimpinnya tidak mengerti apa yang harus dilakukan dalam memimpin tim kerjanya.

Permasalahan pertama dan kedua di atas sebetulnya lebih disebabkan permasalahan pemimpinnya. Pemimpin kurang mengerti tentang keahlian strategis dalam membangun motivasi kepada yang dipimpinnya.

Pemimpin tidak mengerti bagaimana membuat sebuah tim yang terbangun dan bagaimana menjaga loyalitas timnya. Banyak pemimpin mempunyai masalah dalam menemukan motivasi yang terbaik untuk timnya.

Mereka juga menghadapi tantangan dalam mencari successor atau new leaders dalam pengembangan organisasi perusahaan mereka yang secepat pengembangan usaha mereka. Hal lain mereka menghadapi tantangan klasik yaitu masalah time management yang melepaskan mereka dari rutinas harian dan mereka selalu kurang dalam membuat waktu untuk melakukan perencanaan-perencanaan dan evaluasi terhadap strategi-strategi perusahaannya terhadap tantangan internak dan eksternal perusahaannya.

Survei dari Shawn Achor terhadap 86.000 pekerja di seluruh dunia menemukan bahwa peningkatan kebahagiaan dari karyawan dalam menyeimbangkan roda kehidupan mereka ternyata berdampak kepada peningkatan penjualan sebesar 37%, peningkatan produktivitas sebesar 31%, peningkatan akurasi pekerjaan sebesar 19%.

Terlalu banyak pemimpin yang kesulitan dalam peningkatan produktivitas mereka hanya dikarenakan mereka kurang informasi bagaimana membuat roda kehidupan yang seimbang pada kehidupan karyawannya di dalam perusahaannya.

Kunci perbaikan roda kehidupan ini ada pada kehebatan pemimpin itu dalam mengatur prioritas kerja, keahlian dia dalam melakukan manajemen waktu, kepiawaian dia dalam memformulasikan strategic purpose perusahaannya, dan membantu tim kerjanya menemukan arti pekerjaan mereka untuk para pelanggannya.

PERILAKU PEMIMPIN

Kouzes & Pozner dalam The Truth about Leadership mengungkapkan bahwa,“Sebanyak 25% faktor yang membuat orang-orang menjadi produktif, termotivasi, bekerja efektif dan komit di tempat pekerjaannya adalah perilaku pemimpinnya.”

Terlalu sering pemimpin yang melimpahkan kesalahan pencapaian tujuan dan target kepada anak buahnya daripada kepada dirinya. Introspeksi dalam diri pemimpin memainkan peranan terpenting dalam membangun semuanya ini.

Peningkatan efektivitas kerja atau produktivitas kerja, peningkatan penjualan, peningkatan motivasi kerja, pembangunan tim kerja yang lebih baik dan loyalitas tim yang tinggi, peningkatan fokus dalam bekerja dengan prioritas kerja yang lebih baik dan penghematan akan meningkat.

Kapasitas kerja setiap anggota tim baik energi dan happines suasana kerja meningkat juga. Inovasi-inovasi yang membawa transformasi produk dan ekspansi bisnis juga mengalami dampak peningkatan. Stress kerja berkurang secara drastis, dan kondisi kerja lebih seimbang.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Andy B. Sutedja, The Best Strategic Coachdi Indonesia dan Master Licensee dari Leadership Management Institute di Indonesia (www.lmi-world.com)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper