Bisnis.com, JAKARTA - Anda kerap menemui jalan buntu saat akan memulai usaha. Namun, banyak juga orang bertanya: Haruskah menjadi pengusaha harus banyak uang dulu atau koneksi atau dua-duanya. Berikut kiat sukses sejumlah pengusaha sukses: Jebrettt...
Prof.DR. Sukamdani Sahid Gitosarjono, Pendiri Sahid Group: Sukses merupakan hasil dari sebuah aktualisasi pelaksanaan dalam waktu yang tepat dari proses perencanaan yang panjang. Dengan kata lain bagi saya adalah jarang ada kesuksesan yang dihasilkan dari proses secara kebetulan.
Sukses juga harus jujur, baik kepada Tuhan dan diri sendiri. Kemudian disiplin mengatur waktu dan teguh menuju target yang akan dicapai. Bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Kerja keras. Berprestasi yang direstui Allah dan didukung orang lain. Hidup harus bisa menghidupi orang lain, artinya membuka lapangan kerja. Tidak serakah.
Bisnis itu (Kompas.com) untuk kesejahteraan. Mengembangkan uang yang didapat untuk membuka lapangan kerja agar orang lain juga bisa berkembang. Bisnis adalah kesempatan mengembangkan uang agar orang lain bisa mendapat nafkah, mendapat rumah, dan mendapat pendidikan. Bisnis itu berkah bagi kita dan bagi orang lain.
Gubernur DKI Joko Widodo: Dalam menjalani usahanya, berkonsentrasi hanya mengembangkan 1 produk saja. Dengan cara seperti itu, bisa belajar proses dari membuat satu produk menjadi pemimpin sebuah perusahaan dari produk tersebut. Fokus satu saja kerjaan, biar bisa menguasai satu masalah, berikutnya pasti terbuka, Tuhan akan membukakan pintu kita.
“Jangan tunggu-tunggu untuk memulai, langsung saja nyebur. Perkara ketika nyebur di sungai , ada buaya ya dihadapi, jangan takut-takut. Toh kita juga tidak akan mati dibuatnya,” ucap Jokowi.
Produk yang dihasilkan harus terus mengalami perkembangan dengan inovasi-inovasi baru mengikuti selera pasar tetapi tetap harus memiliki keunikan yang membedakannya dari produk sejenis sehingga hasil karyanya dilirik oleh konsumen.
Saya sering terlibat langsung dalam setiap kegiatan operasional. Hal ini penting karena pelaku usaha, menurutnya, harus memahami detail-detail produk yang dihasilkan.
Ir. Ciputra, Pendiri bisnis di grup Ciputra: Menjadi pengusaha itu harus tahu market dan bisnis yang akan dikembangkan, lalu pelajari betul kekuatan para pesaing. Sehingga, menjadi pengusaha harus bekerja dan berpikir selama 24 jam untuk mencari kelemahan para pesaing. Pengusaha itu berpikir 24 jam. Anda jabarkan satu-satu dari kemampuan pesaing dan tentunya kita. Setelah itu pelajari pesaing satu, dan pesaing lainnya. Apa yang harus anda lakukan yang pengusaha lain tidak lakukan.
Saya [Ciputra] memulai uang tanpa uang satu sen pun. Bagaimana caranya? Modal saya penjadi pengusaha hanya istri saya dan makanan minuman dengan penuh rasa kasih sayang.
“Dahulu, saya datang kepada gubernur DKI Jakarta untuk joint venturebisnis melalui Nasakom. Sebelumnya, saya harus menyusun konsep saya sendiri agar permintaan joint venture ini tidak ditolak," kata Ciputra, belum lama ini.
Mochtar Riady, Pendiri Grup Lippo: Saya lahir di Kota Batu dan dibesarkan di Malang. Tapi nasib saya tidak Malang. Agar sukses di bidangnya masing-masing, setiap orang harus memiliki semangat bekerja keras. Cari uang itu harus dengan keringat.
Sejak berusia 9 tahun, saya sudah menjadi piatu. Tapi, keinginan untuk menjadi orang kaya juga sudah tertanam sejak kecil. Meski begitu, saya kerap dimarahi ayahnya karena ingin kaya dengan cara instans. Usia sepuluh tahun, saya beli lotere. Tapi lotere saya dirobek ayah, lalu beliau menasihati. Kata ayah, kalau kamu ingin kaya, harus dengan keringat.
Sejarah Grup Lippo bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp 16,3 miliar. Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong. Ia bergabung dengan BCA pada 1975 dengan meninggalkan Bank Panin.
Sandiaga Uno, Pendiri Grup Saratoga dan Recapital: Pengusaha tidak perlu mencari modal, tetapi modal yang mencari pengusaha. Menjalin usaha memang sangat sulit ,pernah selama enam bulan tidak mendapatkan klien satupun.
Seorang pengusaha juga dituntut untuk merubah paradigma pemikirannya, bukan lagi sebagai karyawan yang menggantungkan hidup pada gaji setiap bulan. Pengusaha jatuh bangun karena bisnis memang penuh risiko.
Setelah ada kemauan harus ada keberanian. Keberanian akan menjadi modal utama untuk melancarkan usaha anda.