Bisnis.com, JAKARTA - Inovasi dan keberhasilan proses inovasi serta nilai ekonomi yang diciptakan, sebagai konsekuensi logis inovasi yang benar, berlaku pada tingkat sosietas (negara bangsa, pemerintah, masyarakat), tingkat organisasi dan tingkat individu.
Inovasi dan penciptaan nilai pada ketiga tingkatan itu --sosietas (negara bangsa, pemerintah, masyarakat), tingkat organisasi dan tingkat individu-- saling mempengaruhi dan pada gilirannya mempengaruhi keunggulan kompetitif individu, organisasi dan masyarakat negara bangsa. Keunggulan ini, tulis Avanti Fontana dalam bukunya berjudul Innovate We Can: How to Create Value through Innovation in Your Organization and Society, semakin menunjang proses penciptaan nilai seterusnya, sebuah virtuos circle, sebuah lingkaran kebijakan-keutamaan.
Inovasi itu, kata Avanti, adalah keberhasilan sosial dan ekonomi berkat diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil menciptakan perubahan besar atau perubahan drastis dalam hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat (yang dipersepsikan oleh konsumen dan/atau pengguna) dan nilai moneter atau harga.
Menurut dia, picuan ekternal saja tidak cukup untuk membuat organisasi, individu, dan pemerintah (part of society) berinovasi. Pemerintah, organisasi dan individu perlu memperlengkapi diri dengan perangkat-perangkat penunjang inovasi, baik yang berwujud maupun yang nirwujud. Pemimpin dan kepemimpinan menjadi faktor penting: tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan. Kreativitas dari dalam organisasi menjadi faktor pemicu berikutnya.
Dalam melakukan inovasi dan implementasi strategi inovasi, organisasi membutuhkan desain organisasi yang menunjang pelaksanaan dan evaluasi strategi tersebut. Ini pandangan pertama. Kedua, desain termasuk struktur organisasi yang sudah ada dapat mempengaruhi formulasi atau proses pembentukan strategi termasuk proses pemilihan strategi inovasi. Karenanya, para pemimpin perlu sensitive dengan situasi ini.
Sering dalam situasi ini di mana proses pemilihan strategi dipengaruhi oleh desain organisasi yang ada –yang nota bene menghambat proses pemilihan strategi yang betul-betul sedang dibutuhkan organisasi- para pemimpin tidak segan-segan melakukan terobosan untuk inovasi (dengan memilih strategi inovasi tertentu) dalam waktu yang cukup singkat.
Tantangan berikutnya adalah mempersiapkan aransemen organisasi untuk menunjang pelaksanaan strategi inovasi yang dalam proses kelahirannya atau formasinya pemimpin tidak cukup mengikutsertakan segenap anggota organisasi yang relevan, tetapi yang proses implementasinya membutuhkan keterlibatan segenap jika tidak mau dikatakan seluruh anggota organisasi.
Konteks organisasional setiap organisasi dapat menentukan bagaimana formasi strategi inovasi terjadi dan bagaimana implementasi dan evaluasi strategi inovasi dilakukan.
Stimulator inovasi perlu dibangun untuk setiap unit penciptaan nilai (individu, organisasi dan masyarakat). Stimulator ini berupa perangkat keras (strategi, struktur, tujuan, visi/misi, teknologi informasi dan komunikasi) dan perangkat lunak (aspek perilaku, norma, asumsi, persepsi) dan kedua perangkat saling mempengaruhi.