Bisnis.com, JAKARTA - Banyak orang menjadi pecundang. Artinya menjadi pecundang adalah menjadi orang biasa, rata-rata.
Dalam mengukur apakah seseorang adalah pecundang atau tidak, kita harus menggunakan parameter pilihan yang bisa ia dapatkan selama memiliki beberapa opsi. Bahkan di dunia ini kita bisa mendapatkan banyak hal dan memilih yang terbaik dari jutaan yang ada. Siapa yang dengan sengaja memilih hal-hal yang rata-rata? Siapa yang memilih untuk menjadi pecundang? Itulah pecundang yang sejati.
Namun, tentu saja, tidak ada yang mau mengakui mereka memilih menjadi seorang pecundang.
Masalah yang banyak kita temui di dunia bisnis adalah memberikan pilihan yang biasa-biasa saja bagi konsumen kita. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi jika Anda ingin perusahaan Anda memiiki reputasi dan kredibilitas yang baik sebagai perusahaan dengan nilai dan standar yang tinggi, hindarilah memilih hal-hal yang cuma rata-rata.
Misalnya, saat kita mengajari staf kita untuk menjual produk, jangan suruh mereka untuk menggunakan berbagai cara meyakinkan para calon konsumen agar mau membeli produk dengan harga yang semurah mungkin tanpa peduli kualitas. Menawarkan harga murah boleh saja asal Anda harus waspada agar tidak menjadi bumerang di masa datang bagi bisnis Anda.
Jangan menawarkan produk dengan harga semurah mungkin hanya untuk menjaring lebih banyak konsumen padahal Anda masih bisa menghasilkan produk bermutu lebih baik bagi mereka meski harganya akan sedikit lebih mahal.
BACA JUGA
- CIPUTRA WAY: Nabi Muhammad Juga Entrepreneur
- Ciputra Way: Hindari Kenyamanan
- Ciputra Way: Kiat Hadapi Klien Egois, Rakus
- Ciputra Way: Kejujuran Itu Yang Utama
- Ciputra Way: Jangan Pernah Bohongi Konsumen
- Ciputra Way: Entrepreneurship, Kunci Penting
- Ciputra Way: 10 Pesan Untuk Entrepreneur Muda
