Bisnis.com, JAKARTA – Tidak semua tawaran kemitraan usaha restoran Jepang di atas Rp100 juta. Bagi calon investor yang ingin menggarap segmen yang berbeda dengan modal yang tidak terlalu besar ada tawaran kemitraan yang diberikan Sushi Ramen Street.
Restoran yang berpusat di Cibubur ini dimiliki oleh Heru Triwoko. Dia mendirikannya pada Februari 2015 lalu, berawal dari kesenangan anaknya mengkonsumsi sushi.
Saat mengunjungi suatu pameran, scara tak sengaja, dia bertemu dengan chef berpengalaman di salah satu restoran sushi terkenal asal Jepang, yang kemudian menjadi rekanannya.
“Sushi Ramen Street adalah kuliner Jepang yang memberikan wacana baru akan jajajan sehat dan bergizi. Rasanya ala resto tetapi dengan konsep seperti angkringan,” kata Heru kepada Bisnis.com.
Misinya mendirikan usaha tersebut yakni membiasakan masyarakat untuk memakan ikan dan produk seafood lainnya. Hasil laut tersebut tak hanya diolahnya ke dalam bentuk ramen dan sushi, tetapi juga diolah menjadi jajajan sehat.
“Kebanyakan ramen kebanyakan memakai kaldu, kalau kami pakai soyu sejenis kecap asin dari Jepang. Selain itu, sushi yang kami tawarkan juga insyaallah halal karena kebanyakan sushi dan ramen sangat identik dengan haram,” kata Heru tentang produknya.
Melihat respons yang cukup besar untuk makanan Jepang, Heru berniat memperbesar usahanya dengan menarik dana dari investor lewat sistem kemitraan. Sushi Ramen Street kini sedang dalam proses membangun tiga gerai milik mitra yang tersebar di Lombok, Cilegon dan Jakarta. Di luar itu, dia telah mengembangkan restorannya menjadi empat cabang milik sendiri.
Meski masih tergolong baru, Sushi Ramen Street berhasil mendapatkan perhatian dalam ajang IFRA yang digelar pekan lalu.
Apalagi nilai paket yang ditawarkan juga tidak terlalu besar, yakni Rp29,5 juta untuk dua lini usaha ramen dan udon serta paket investasi Rp49,5 juta untuk tiga lini sushi, ramen dan udon.
“Dengan investasi itu, mitra sudah mendapat semua peralatan. Tetapi biaya itu di luar sewa tempat dan karyawan,” kata dia.
Calon mitra yang hendak bergabung dapat mengajukan kerja sama dengan lebih dulu mengisi formulir dan membayar DP 50%. Paket usaha akan dikirimkan setelah calon mitra melakukan pelunasan.
Menurut Heru, mitra boleh saja memintanya untuk melakukan survei lokasi, tetapi hal tersebut tidak wajib. Dari pengalaman Heru dalam mengembangkan empat cabang sendiri, faktor lokasi adalah salah satu penentu keberhasilan dalam usaha kuliner.
Dia mendirikan cabang Sushi Ramen Street di tiga lokasi yang berbeda-beda, yakni di ruko mal, ruko perumahan dan di daerah kos-kosan. Dari ketiga itu, yang paling tinggi omzetnya adalah di daerah kos-kosan.
“Di lokasi kos-kosan omzetnya bisa mencapai Rp20 juta per bulan, dengan profit sekitar 50% dan target BEP 5-6 bulan. Sedangkan di lokasi perumahan omzetnya Rp12 juta per bulan dengan target BEP 10-12 bulan,” katanya.
Di luar omzet itu, masih ada potensi penerimaan lain yang ditawarkan Sushi Ramen Street kepada mitra, yakni pendapatan dari demo chef pembuatan sushi dan ramen. Program tersebut umumnya laris pada hajatan besar seperti acara HUT, pesta kawin, maupun acara-acara kantor.
Heru sudah beberapa kali menawarkan program tersebut dan mendapatkan pendapatan yang lumayan. Dalam satu acara, dia pernah mendapat pesanan demo chef untuk 250 porsi sushi. Pendapatannya saat itu selain dari menu juga disumbang dari biaya chef dan biaya transportasi.
“Yang mereka harapkan itu acara demo masaknya, jadi ada chef yang langsung menunjukkan cara membuat sushi maupun ramen. Profitnya lumayan bisa lebih dari 50%,” tuturnya.