Bidik Pasar Kalangan Wisatawan
Julian sejak awal memposisikan produknya sebagai oleh-oleh untuk buah tangan wisatawan yang berkunjung ke Bogor. Karena itu, dia mengandalkan penjualan langsung di outlet Miss Pumpkin yang berada di Jalan Padjajaran, Taman Kencana dan Jalan Baru, Kota Bogor.
Namun belakangan ini, dia permintaan semakin luas berkat promosi online lewat Twitter, Instagram dan Facebook lewat akun @Misspumpkincake. Demi memenuhi kebutuhan pelanggan, dia menambah variasi produk dengan menciptakan varian kue kering dan kue semprong dari labu kuning.
“Selain itu pengembangan ini dilakukan agar bisa merebut pelanggan luar kota, sebab kue kering kan lebih tahan lama dan lebih mudah dikirim lewat ekspedisi. Kalau kue kami biasanya hanya tahan satu minggu karena tanpa bahan pengawet,” ucapnya.
Setiap bulan, Julian mampu menjual 200-300 kue yang dibanderol dengan harga Rp30.000-Rp35.000. Dari harga jual tersebut, keuntungan bersih yang bisa dia peroleh sekitar 30%. Besaran margin labanya bergantung pada jumlah kue yang diproduksi, yang biasanya akan semakin melonjak pada masa liburan.
Melihat respon pasar terhadap Miss Pumpkin, Julian pun optimistis bisnis olahan makanan dari labu kian menjanjikan. Apalagi dia telah teruji dalam dua tahun ini mampu menjadi leader.
Pesaingnya pun jarang karena menurutnya tidak semua pelaku usaha mampu bertahan dengan bisnis kue labu karena tantangannya cukup tinggi.
Dia sendiri saat ini sedang merancang untuk ekspansi berikutnya yakni melengkapi Miss Pumpkin dengan bakery. “Karena labu juga bisa dibuat menjadi bahan roti. Kami ingin mendongkrak varian baru sesuai dengan demand yang ada,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
