Kainan: Reparasi Online
Pelaku usaha lain yang juga menawarkan jasa reparasi tas adalah Shintya dan Prita. Keduanya bermitra dalam mendirikan dan membesarkan bisnis reparasi tas dengan nama Kainan, yang berpusat di Bintaro, Jakarta Selatan.
Bisa dibilang usaha di bidang jasa reparasi ini ditemukan secara tak sengaja dan bukan merupakan konsep bisnis yang sengaja mereka rancang sejak awal. Sesuai namanya, awalnya Kainan bergerak di bidang produksi tas dan produk lain seperti dompet dari bahan kain yang dipadupadankan.
Kainan merupakan pengembangan dari bisnis awal Shintya dan Prita, yakni Applique Apik, yang merupakan usaha produksi tas, mukena, dan taplak meja dengan aplikasi sulam tangan. Seiring berjalannya waktu, Shintya dan Prita mulai melihat peluang-peluang baru, termasuk menyediakan jasa pembuatan tas kustomisasi dan reparasi tas.
“Sejak 2014, banyak teman-teman dekat kami yang selalu meminta tolong supaya tasnya direparasi, entah itu rusak di bagian resleting atau lepas kaitan tasnya. Lama kelamaan teman-teman kami memberikan info ke temannya bahwa di Kainan bisa reparasi tas,” tutur Shintya.
Berbekal promosi dari mulut ke mulut itulah, jasa reparasi tas mulai meluas, tidak lagi sebatas di lingkaran pertemanan pribadi. Kendati demikian, kala itu usaha reparasi belum terlalu digeluti secara serius.
Pada tahap awal, tidak ada standar harga yang dipatok untuk jasa tersebut. Mereka hanya berpegang pada prinsip sederhana, yakni teman atau pelanggan merasa senang karena tas mereka yang rusak dapat digunakan kembali.
Akan tetapi, melihat respons yang juga cukup besar dari pasar, insting bisnis keduanya mulai jalan. Mulai 2015, Kainan kembali menyeriusi peluang usaha reparasi tas sekaligus dompet.
Mengingat Kainan hanya bergerak di toko online tanpa toko offline, semua mekanisme promosi dan pemesanannya dilakukan secara online, baik melalui media sosial, seperti Facebook, Instgram hingga aplikasi chatting.
“Awalnya kami sempat ragu, apakah orang percaya reparasi bisa dikerjakan via online tanpa bertemu dengan tukangnya. Namun, dengan mengumpulkan semua foto-foto “before dan after”, kami coba lakukan pemasaran via online. Ternyata feedback yang kami dapatkan luar biasa,” kata ibu dua anak itu.
Banyak konsumen yang tertarik dan mulai coba-coba mereparasi tas ataupun dompetnya. Sejauh ini, hasil reparasi Kainan selalu dianggap memuaskan. Tas tersebut diperbaiki di rumah Shintya yang juga sekaligus menjadi pusat workshop Kainan di Jalan Kepodang 8 Blok k.1 No. 39-40 Bintaro Sektor 2.
Di tempat workshop tersebut, proses produksi dan reparasi dilakukan oleh Shintya dibantu oleh dua orang pekerja. Konsumen yang dibidik Kainan merupakan segmen pasar remaja, ibu muda, dan wanita bekerja yang memang biasanya senang mengoleksi tas.
Sejauh ini, pengguna jasa reparasi Kainan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jabodetabek, kota-kota di Pulau Jawa, hingga Kalimantan dan Aceh. “Ini benar-benar di luar prediksi kami sebab mereka ternyata cukup puas dengan asil yang kami buat.”
Shintya mengungkapkan rata-rata tas yang ingin direparasi adalah tas-tas wanita dari merek ternama yang memang sudah banyak berseliweran di pasar.
Ditinjau dari jenis bahannya, kebanyakan tas yang direparasi bukan dari material kulit asli. Kendati demikian, dia menjamin material yang digunakan untuk mereparasi tas itu juga tidak mudah mengelupas karena terbukti hingga saat ini belum pernah ada komplain dari pelanggan.
Proses mereparasi tas di Kainan tidak terlalu sulit. Biasanya klien akan bertanya lewat aplikasi chatting di Facebook, lalu mereka mengirimkan foto kerusakan tas agar Kainan dapat memberikan harga total biaya reparasi.
Jika konsumen setuju, mereka tinggal mengirimkan uang muka sebesar 50%, setelah tas yang rusak diterima di workshop. Sisanya dapat dilunaskan setelah pengerjaan selesai yang biasanya butuh waktu 7 hingga 10 hari. Biaya reparasi dipatok dengan tarif berbeda-beda dengan kisaran mulai Rp50.000—Rp300.000, disesuaikan dengan kerusakan masing-masing tas.
Shintya mengaku jumlah orderan reparasi memang belum sebesar orderan tas kustomisasi dengan perbandingan 30%:60%. Oleh karena itu, Kainan masih mengembangkan keduanya secara bersamaan. Dariproduksi tas kustomisasi dan jasa reparasi online itu, Kainan mampu membukukan omzet Rp20 juta—Rp25 juta per bulan dengan margin laba 30%.