Bisnis.com, JAKARTA - Ketika Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutannya saat perayaan Hari Kemerdekaan di Ruang Rapat Paripurna DPR/MPR RI pada Agustus, dia menyebut memajukan Papua merupakan salah satu cita-citanya dalam 5 tahun kepemimpinannya.
Rakyat Papua adalah rakyat yang kaya. Mereka dan alam adalah satu kesatuan. Salah satu kekayaan alam di hutan Papua yang mulai dilirik industri yaitu Sagu. Di sanalah 90% dari produksi sagu negeri ini dihasilkan dan menghidupi 5,5 juta masyarakat Papua.
Potensi luar biasa itu lalu tercium oleh perusahaan berbasis kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya. Perusahaan dengan kode bursa ANJT itu bahkan membangun anak perusahaan yaitu Austindo Nusantara Jaya Agri Papua (ANJAP) untuk khusus mengembangkan industri tepung sagu di Papua.
Tak tanggung-tanggung, ANJT amat meyakini potensi pengembangan industri sagu di Bumi Cenderawasih itu besar hingga dapat dipasarkan di luar negeri. Untuk pembangunan pabrik dan sumber energi, ANJT mengguyurkan dana sedikitnya US$40 juta.
Di Papua, hutan sagu masih terhampar luas dan lebat. Meski beras sudah masuk hingga ke kota-kota besar, sagu sebagai bahan utama pembuat papeda, makanan pokok masyarakat, masih mendarah daging. Konon, satu batang sagu yang telah ditebang dapat disimpan menjadi cadangan makanan hingga 6 bulan.