Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk kami aman meski dikirim ke daerah. /@Mycioccolato
Produk kami aman meski dikirim ke daerah. /@Mycioccolato

My Cioccolato Bikin Anak Muda lewat Medsos

Jelang masa Valentine, banyak orang berlomba-lomba menjual cokelat. Apalagi, bisnis ini cukup mudah untuk dijalankan. Modal yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar. Untuk pemula, usaha ini bisa dijalankan dengan modal awal hanya ratusan ribu rupiah saja.

Pemasaran cokelat Valentine pun tidak terlalu merepotkan. Pasar yang dapat dieksplorasi, tentunya bisa mulai dari lingkaran orang terdekat pelaku usaha, seperti teman, keluarga, tetangga, serta di lingkungan sekolah, kampus, atau tempat kerja.

Maya Sofiah Noeh, pemilik My Cioccolato meyakini prospek bisnis cokelat sangat cerah. Momen Hari Kasih Sayang adalah masa puncak atau peak season bagi pelaku bisnis cokelat rumahan seperti dirinya.

“Permintaan pada masa Valentine selalu meningkat setiap tahun. Tahun ini, sampai 3 Februari saja, sudah ada 80 pesanan yang kami terima,” kata Maya yang sudah berbisnis cokelat dalam tiga tahun terakhir.

Perempuan 24 tahun ini menceritakan, pada hari-hari biasa, rata-rata dua hingga tiga pesanan masuk dalam sepekan. Akan tetapi, memasuki Februari, jumlahnya bisa meningkat hingga 10 kali lipat.

Demikian juga dengan omzetnya. Pada kondisi normal, dia hanya mengantongi omzet sekitar Rp1 juta-Rp1,5 juta dari penjualan cokelat. Pada momen Valentine, omzetnya bisa mencapai Rp10 juta.

Mengingat banyak pelaku usaha cokelat yang juga bersaing merebut fulus pada momentum tersebut, Maya pun terus berinovasi agar pembeli tidak jenuh dengan model cokelat yang ditawarkan.

Salah satu caranya adalah dengan menambah variasi produk yang dapat dipilih konsumen. Dia menawarkan cokelat yang berbentuk lollypop, ada juga cokelat dengan isi tertentu atau praline. Produk yang paling laris adalah cokelat dengan campuran rice crispy.

Untuk masa Valentine kali ini, dia menyediakan 26 macam paket dengan bentuk, hiasan dan ucapan yang dibuat semenarik mungkin, mulai dari dihias seperti layaknya cupcakes, hingga dibuat dengan model rangkaian huruf-huruf.

Pembeli dapat memesan cokelat sesuai dengan keinginannya. Kustomisasinya mencakup warna cokelat itu sendiri, hiasan, tulisan, serta warna boks yang digunakan.

Harga yang dibanderol cukup bervariasi dan dapat disesuaikan dengan isi kantong pembeli, dengan kisaran mulai dari Rp15.000–Rp175.000. Pemesanan minimal ditetapkan sebesar Rp50.000.

Soal konsumen, My Cioccolato lebih diarahkan untuk segmen pasar anak muda. Oleh karena itu, dia mengandalkan promosi lewat media sosial, seperti Instagram dengan akun @Mycioccolato.

Selain dari daerah Jabodetabek, dia mendapatkan banyak permintaan dari luar daerah, seperti Singkawang, Papua, Pangkalan Bun, Manado dan kota-kota lain di Sulawesi.

“Produk kami aman meski dikirim ke daerah karena kami selalu melakukan packaging dengan detail. Cokelatnya dikemas satu per satu, dan setelah itu dimasukkan ke dalam boks, lalu dibungkus lagi dengan tiga lapisan. Jadi, produknya tetap aman meskipun dibolak-balik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis (4/2/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper