Bisnis.com, JAKARTA — Kekayaan bersih CEO Meta, miliarder Mark Zuckerberg turun lebih dari US$22 miliar atau sekitar Rp357,3 triliun pada Kamis (25/4/2024) imbas saham induk Facebook merosot.
Pelemahan saham Meta terjadi setelah laporan pendapatan kuartal pertama raksasa teknologi itu melampaui ekspektasi, tetapi memproyeksikan pertumbuhan yang lebih lambat.
Saham Meta merosot lebih dari 13% menjadi US$426,47 per lembar pada Kamis (25/4/2024), membuat kekayaan bersih Zuckerberg menjadi US$151 miliar, atau turun US$22,1 miliar pada hari itu.
Anjloknya harga saham mengikuti laporan pendapatan kuartal pertama Meta pada Rabu sore, di mana perusahaan memproyeksikan penjualan kuartal kedua yang lebih rendah dari perkiraan dan memperkirakan biaya besar di divisi kecerdasan buatannya tanpa jalur yang jelas menuju laba operasional.
Dengan penurunan kekayaan bersih tersebut, membuatnya kembali ke posisi sebelumnya, di peringkat 4 orang terkaya di dunia, di belakang Bernard Arnault dari LVMH, Jeff Bezos dari Amazon, dan Elon Musk dari Tesla.
Selain Zuckerberg, kekayaan bersih salah satu pendiri Facebook, Dustin Moskovitz juga turun US$2 miliar atau 11,63%. Dia berada di urutan ke-103 dalam daftar miliarder Forbes, dengan perkiraan kekayaan bersih US$15,8 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan laporan kuartal pertamanya, Meta mencatatkan penjualan US$36,46 miliar, melebihi perkiraan analis di US$36,14 miliar dan naik 27% dari tahun sebelumnya.
Laporan pendapatan tersebut juga memerinci penekanan raksasa teknologi tersebut untuk pengembangan kemampuan AI-nya, sepekan setelah meluncurkan Llama 3, chatbot AI yang bisa berdiri sendiri.
Meskipun ada rencana pengeluaran besar untuk AI, Meta pada dasarnya masih merupakan perusahaan periklanan, dengan iklan menyumbang 99% dari keseluruhan pendapatannya.
Rencana investasi besar-besaran pada teknologi, ditambah dengan antisipasi pertumbuhan yang lebih lambat pada kuartal kedua, tampaknya membuat takut investor dan membuat saham anjlok.