Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku usaha adalah melonjaknya harga bahan baku bunga. /goldenflorist.in
Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku usaha adalah melonjaknya harga bahan baku bunga. /goldenflorist.in

Golden Florist: Kolaborasi Bunga, Boneka dan Cokelat

Bisnis yang mendulang banyak pemasukan pada momen Valentine adalah yang berkaitan dengan bunga, boneka, dan cokelat.

Hal ini disadari betul oleh Irene Agustine, pemilik Golden Florist, yang menawarkan paket untuk Valentine secara online dengan mengawinkan ketiga benda tersebut.

“Karena banyak permintaan, dalam dua tahun belakangan kami pun mulai mencoba menawarkan paket buket secara online,” kata Irene yang biasa dipanggil Airin.

Golden Florist awalnya lebih fokus pada bidang usaha pembuatan bunga papan dan rangkaian bunga untuk dukacita.  Bunga yang dia gunakan kebanyakan bunga segar, baik yang diimpor maupun yang diproduksi petani lokal dari Gresik, Sukabumi, dan kawasan Puncak.

Namun, belakangan dia mulai menyediakan berbagai jenis bunga artifisial untuk memenuhi permintaan konsumen dari luar Jakarta.

Pasalnya, pengiriman bunga segar hanya dapat dilakukan ke tempat terbatas sebab harus tiba dalam satu hari. Rangkaian bunga artifisial tersebut masih relatif awet dan tidak cepat rusak.

Di tokonya, yang berada di dekat RS. Husada di kawasan Mangga Besar Raya, Jakarta, permintaan untuk pencari bunga selalu ada setiap hari. Setidaknya dia bisa membuat dua hingga tiga buket per hari.

“Sebenarnya permintaan pada masa kelulusan juga lumayan banyak, tetapi puncak permintaan adalah masa Valentine. Peningkatannya bisa sekitar 10-20 kali lipat. Dalam sehari kami bisa membuat sampai ratusan buket bunga,” katanya.

Pada masa Valentine, mayoritas konsumen sebenarnya mencari buket bunga segar. Produk lain, seperti bunga artifisial, cokelat, dan boneka lebih sebagai pelengkap.

Pembuatan buket dilakukan dengan sistem kustomisasi, disesuaikan dengan permintaan konsumen. Biasanya dia akan menanyakan terlebih dahulu keinginan konsumen serta anggaran konsumen.

Jenis bunga yang digunakan, jumlah tangkai bunga, ukuran buket, serta penggunaan produk pelengkap seperti cokelat dan boneka akan sangat memengaruhi harga produk. Harga satu buket bervariasi mulai dari Rp150.000 hingga jutaan rupiah.

Meskipun dari segi omzet dan permintaan, bisnis florist sangat cerah pada masa-masa Valentine, pelaku usaha ini pun harus pintar-pintar menyiasati tantangan.

Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku usaha adalah melonjaknya harga bahan baku bunga. Harga bunga dari pemasok bisa melonjak hingga dua kali lipat di masa Valentine. Selain harganya mahal, biasanya bahan baku juga akan lebih sulit ditemukan karena tingginya permintaan dari pelaku usaha.

“Soal kesulitan bahan baku ini memang tidak terlalu dirasakan karena kami sudah punya pemasok rekanan yang memasok bunga secara periodik. Jadi habis tidak habis, kami wajib mengambil bunga dalam jumlah tertentu,” tutur Airin.

Adapun, kendala yang lebih dia rasakan adalah minimnya sumber daya manusia. Tidak semua tenaga kerja yang tersedia mampu membuat rangkaian bunga yang menarik. Oleh karena itu, dia berupaya untuk mengerjakan langsung pesanan yang masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis (4/2/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper