1. Boneka Mao
Ide memulai bisnis bantal boneka muncul di Kota Kembang, tempat kelahiran kakak-beradik Nyoman Prabawa Ray Nugraha dan Ketut Resiki Widiastuti. Sama seperti Metha, akibat dari rasa bosan akan jenis kado yang itu-itu saja, Nyoman memutar otak mencari ide baru.
Di sela-sela kesibukan menjalani profesinya sebagai dokter, Nyoman membuka usaha Boneka Mao pada September 2014, dibantu oleh sang adik dan tiga pegawai lainnya. Boneka Mao adalah boneka bantal dengan tampilan foto sesuai dengan foto aslinya.
Produk ini memiliki tiga variasi ukuran, yakni keychain (8x8 cm), small (22 cm), medium (36 cm), dan kostum sesuai dengan permintaan. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp50.000— Rp800.000. Semakin besar ukuran bantal boneka, semakin mahal pula harganya. “Rata-rata produksi boneka dilakukan secara pre-order dengan lama pengerjaan maksimal 10 hari. Kalau boneka readystock, tergantung pada event tertentu saja. Itupun kami jual secara terbatas,” terang Ketut, co-owner Boneka Mao.
Untuk mencetak foto pesanan dari konsumen, pihaknya menggandeng orang ketiga untuk menggarapnya. Setelah foto selesai dicetak, proses produksi baru dijalankan di rumah produksi hingga tahap pengiriman. Adapun, bahan yang digunakan untuk mencetak foto adalah velboa, sedangkan bahan bantal di bagian belakangnya memakai katun bridal.
Ketut menjelaskan, bahan velboa sangat cocok untuk mencetak foto sebab hasilnya terlihat lebih realistik dibandingkan dengan menggunakan bahan lainnya. Margin keuntungan yang bisa dicetak dari produk ini bisa mencapai dua hingga tiga kali lebih besar dari ongkos produksi. Misalnya saja untuk bantal boneka berukuran kecil, ongkos produksinya mencapai Rp50.000—Rp60.000, sementara harga jualnya mencapai Rp155.000.
Dari penjualan produk boneka tersebut, Nyoman dan Ketut bisa mendulang untung bersih hingga Rp20 juta—Rp30 juta per bulannya, dari penjualan sekitar 140—180 bantal boneka. Untuk jalur pemasarannya, Ketut mengaku tidak hanya mengandalkan media sosial saja, seperti Instagram. Dia juga memiliki galeri yang bisa dikunjungi oleh calon pembeli. Galeri tersebut berlokasi di Cimahi, Bandung.
Demi bertahan di tengah kompetisi pasar yang kian ketat, Ketut mengaku pihaknya terus berinovasi menciptakan produk baru lainnya di luar bisnis boneka. Salah satunya, ilustrasi wajah yang bisa diterapkan di berbagai media, mulai dari softfile, illustration on frame, dan illustration on mug. “Produk baru ini baru mulai diproduksi pada Januari tahun ini sebagai strategi menjaga eksistensi kami di pasar.”