Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRANSFORMASI DIGITAL: Banyak Perusahaan Hadapi Kendala

Kendati transformasi digital dinilai penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan, masih banyak perusahaan yang belum melakukannya.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, SINGAPURA--Kendati transformasi digital dinilai penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan, masih banyak perusahaan yang belum melakukannya.

Dalam survei Are Bussiness Really Digitally Transforming or Living in Digital Denial yang dilakukan  pada kuartal I/2016 terlihat pada saat ini transformasi digital masih menghadapi banyak kendala.

Dalam survei tersebut dilaporkan sebanyak 49% responden di Singapura dan 62% responden global masih menunda untuk melakukan transformasi digital.

Padahal, hampir seluruh perusahaan di mana koresponden bekerja, atau sebesar 96% mengakui bahwa transformasi digital sangat penting, bahkan harus segera dilakukan.

Salah satu penyebab masih banyaknya perusahaan yang belum menerapkan transformasi digital adalah kurangnya keahlian sumber daya manusia dalam sektor digital suatu perusahaan.

Selain itu, kurangnya peran pimpinan dalam tranformasi digital, resisten budaya, dan kurang fokusnya strategi digital suatu perusahaan juga menjadi alasan.

"Saat ini digital menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan dapat mengubah cara hidup, berkomunikasi, dan kerja. Namun, masih banyak perusahaan yang masih belum melakukannya dan itu dapat menganggu keberlangsungan bisnis mereka," ujar Benjamin Wong, Progress Asia Managing Director, di acara Progress Pasific Exchange di Singapura, Kamis (21/7/2016).

Selain itu, dalam hasil survei juga disebutkan sebanyak 92% responden menyadari hanya memiliki waktu 2 tahun untuk melakukan transformasi digital sebelum mengalami kerugian dan kehilangan daya saing.

Sedangkan sebanyak 49% responden memiliki waktu yang lebih singkat, yakni satu tahun atau kurang, dan sebanyak 43% responden merasa khawatir mereka terlambat melakukan tranformasi digital.

Oleh karena itu, sebesar 61% responden menyatakan akan mengedepankan transformasi digital dalam waktu 12 bulan ke depan dan lainnya berencana untuk berinvetasi membangun aplikasi, baik dalam website maupun mobile phone.

Transformasi digital, kata Wang, diperlukan untuk menarik lebih banyak konsumen yang menjadi fokus utama perusahaan dan memenangkan kompetisi antar pelaku usaha.

Dia juga menyebutkan dalam transformasi digital hal yang paling penting bagi perusahaan adalah menghadirkan costumer experience dan menjalin hubungan emosional dengan konsumer.

Terkait dengan customer experience, Wang mencontohkan salah satu perusahaan IT besar, Microsoft, gagal dalam mengembangkan lini telepon pintarnya dan dikalahkan oleh Apple melalui produk iPhone-nya.

"Ini bukan karena smartphone-nya yang jelek, tapi Microsoft phone tidak menghadirkan costumer experience melalui aplikasinya. Padahal, saat ini banyak masyarakat menggunakan telepon pintar untuk berhubungan melalui aplikasi," jelasnya.

Dia berharap dengan memberi pemahaman kepada para petinggi perusahaan melalui data yang riil melalui survei tersebut, akan lebih banyak perusahaan lagi yang sadar akan pentingnya transformasi digital.

Adapun, survei tersebut dilakukan kepada lebih dari 700 responden yang terdiri dari pembuat keputusan selevel vice president, kepala bagian marketing, pengembang, dan manajer bisnis yang berasal dari 10 negara, termasuk Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.  

PRODUK PROGRESS

Sementara itu, untuk mendukung perusahaan dalam melakukan transformasi digital, CEO Progress Phil Pead mengatakan pihaknya mengumumkan produk anyar, Progress DigitalFactory.

Progress DigitalFactory merupakan platform berbasis cloud baru yang menyediakan solusi bisnis secara menyeluruh dan berkesinambungan untuk membangun sistem digital omni-channel.

"Produk ini memungkinkan adanya kolaborasi, fleksibilitas, dan kemudahan bagi para developer dan business users yang ingin menerapkan transformasi digital," kata Pead.

Progress DigitalFactory terdiri dari 3 jenis, yakni DigitalFactory for Sites, DigitalFactory for Engagement, dan DigitalFactory for Mobile. Produk ini ditargetkan dapat dipasarkan pada kuartal III/2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper