Bisnis.com, JAKARTA- Sempat menjadi pekerja kantoran tak lantas membuat minat dan kesukaan Erika Kristiana terhadap seni rangkai bunga pudar. Setelah dua tahun bekerja di ibukota, Erika memilih kembali ke Yogjakarta dan menekuni bisnis yang sesuai dengan minatnya.
Bisnis rangkai bunga bagi Erika sebenarnya bukan barang baru. Sejak 2010, saat ibu satu anak itu masih berstatus mahasiswa, sudah mulai menjalankan bisnis rangkai bunga atau yang saat ini kerap disebut florist.
"Awalya iseng saya merangkai bunga-bunga di keranjang, lalu diberi boneka. Waktu itu zamannya BBM [Blackberry Messanger], saya display di BBM. Malah banyak yang nanyain dijual gak. Nah itu ide awalnya," ujar Erika kepada Bisnis.
Setelah dua bulan mencoba menjalankan bisnis florist dengan sistem online, Erika akhirnya memutuskan untuk membuka tokonya yang diberi nama Karen Florist dan mulai berani untuk menawarkan produk rangkaian bunga yang dikerjakannya sendiri. Modal awal yang dikeluarkannya untuk mulai menjalankan bisnis ini sekitar Rp50 juta.
Menurut Erika, saat ini masyarakat banyak menggemari rangkaian bunga yang natural dimana bunga utama dirangkai dengan isian bunga-bunga kecil sebagai pengisinya dengan daun yang tidak beraturan. Konsep natural ini seakan-akan menunjukkan kesan alami dan segar seperti bunga yang baru dipetik di kebun.
"Moto bisnis Karen Florist adalah style your pretty flower, di mana bunga di-request oleh customer secara personal. Karena ketika bicara estetika, saya percaya setiap orang memiliki preferensi masing-masing," papar Erika.
Kini, dalam satu bulan Erika melalui bisnis Karen Florist yang ditekuninya bisa meraup omzet mulai dari Rp60 juta hingga Rp80 juta. Angka tersebut bervariasi tergantung jumlah acara yang mampu ditangani. Jenis hand bouquet dan bunga vas merupakan dua tipe rangkaian bunga yang menjadi andalan penjualan Karen Florist.
Kendati bisa meraup omzet yang besar dalam sebulan, Erika mengatakan tantangan dalam menjalankan bisnis ini masih dialaminya. Khususnya saat mengerjakan pesanan dengan detail yang cukup rumit.
"Kami tidak boleh melakukan kesalahan karena bisa merusak momen penting customer, misalnya wedding proposal atau wedding day yang terjadi hanya seumur hidup sekali," jelasnya.
Budaya memberi antaran atau hadiah berupa bunga dalam beberapa moment dinilai Erika sudah mulai meningkat. Beberapa momen seperti kelahiran, ulang tahun, atau ketika menjenguk orang sakit membuat bisnis rangaki bunga ikut terdongkrak.
Untuk promosi Erika masih cukup konvensional dan percaya bahwa penyebaran informasi dari mulut ke mulut merupakan promosi terbaik yang ada. Untuk itu, dirinya selalu menekankan agar selalu memberikan hasil yang maksimal untuk setiap pesanan yang diterimanya.
"Kami percaya customer yang puas akan kembali lagi dan membawa serta kerabatnya kepada kami. Meskipun kami juga melakukan promosi di sosial media antara lain instagram @karenflorist dan facebook," ujarnya.
Dalam waktu dekat, Erika berencana membawa Karen Florist untuk bisa menggarap pasar dekorasi pernikahan. Pasalnya, pasar ini masih belum tergarap optimal olehnya.
"Doakan saja semoga dalam waktu dekat dapat terlaksana untuk wedding decor," ujarnya.