Bisnis.com, JAKARTA- Minat kalangan muda yang masuk dalam kelompok milenial, saat ini menjadi salah satu pertimbangan bagi sejumlah pihak untuk menentukan arah usahanya.
Hal itu pula yang terjadi di Bali. Sejumlah usaha rintisan (startup) bermunculan di Pulau Dewata. Apa yang dikelola para pengusaha tersebut? Tidak jauh dari aktivitas kekinian kalangan milenial, antara lain kursus menjadi programmer atau menyewakan ruang bekerja (co-working space).
Tentunya, pesona Bali menjadi bagian yang ditawarkan dalam mengembangkan usaha rintisan tersebut.
Bali bukan sekadar objek wisata tetapi juga surga bagi pendulang rezeki. Anggap saja seperti membuang kayu di tanah lapang, maka lambat laun bisa menjadi pohon rindang. Begitu pula dengan Bali, apapun jenis usaha yang akan dikembangkan, cuan akan berhasil ditambang.
Memang, pariwisata sudah menjadi penopang ekonomi Bali sejak lama. Karena pariwisata, Bali punya nama. Lantaran pariwisata pula, Bali dipuja dunia. Dari pariwisata juga, potensi bisnis lain di Pulau Dewata banyak bermunculan.
Bali makin memikat pebisnis, seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.Publikasi terakhir Bank Indonesia menyebutkan kinerja ekonomi Bali pada kuartal III/2017 lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama, yang tercatat tumbuh sebesar 5,06%.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, Bali telah membawa berkah bagi banyak orang. Tidak hanya melalui pariwisata, juga memiliki potensi besar bagi mereka yang ingin membuka sektor bisnis berbeda. Termasuk bagi Dirk Schuler yang menjalankan kurus belajar pemrograman lewat Le Wagon Bali.
Selain itu ada pula Faye Alund, yang membuka usaha co-working space karena banyaknya komunitas usaha di Bali.