Bisnis.com, JAKARTA- Tenun dan batik, dua jenis kain tersebut sudah tidak asing lagi. Pesona etnik kedua kain tersebut memberikan nilai tambah sendiri, jadi pantas saja jika menjadi buruan sejumlah orang.
Apalagi motif tenun yang beragam bisa dijumlai di sejumlah daerah yang sekaligus menjadi kain adat atau kain khas yang digunakan masyarakat setempat, sebut saja seperti ulos dan songket. Sementara batik, memang perajinnya lebih banyak tersebar di Pulau Jawa.
Mana yang lebih cantik dan pantas menjadi koleksi, batik atau tenun? Keduanya punya daya tarik masing-masing.
Untuk itu bisa dimaklumi pebisnis seperti Arnis Wigati dan Anastasia Endah Wulandari membuat pilihan yang berbeda. Arnis memilih tenun untuk sejumlah poduk fesyennya dengan merek Sabuya Room.
Anastasia Endah Wulandari membuat berbagai produk trendi berkarakter batik dengan merek Little Museum.
Persaingan pasar yang ketat untuk produk sejenis yang menggunakan tenun atau batik, tentunya sudah dipelajari baik Arnis mapun Anastasia.
Inovasi produk dan berani tampil beda, menjadi pilihan bagi kedua penisnis wanita muda itu untuk menghadapi pesaingnya. Cuan pun mengalir ke koncek keduanya.
Ingin tahu lebih lanjut strategi dan cerita usaha mereka, Bisnis mewawancarai bagaimana Arnis dan Anastasia membangun usahanya.