Bisnis.com, JAKARTA – Berangkat dari kenginan untuk memenuhi kebutuhan hidup putri satu-satunya, Farah Fortune berhasil membangun salah satu firma kehumasan terbesar sekaligus menjadi wanita paling berpengaruh di Afrika Selatan.
Bisnis public relations (PR) yang dijalankannya, African Star Communications (ASC), menjadi salah satu yang paling diakui di negara tersebut, tetapi jalan menuju kesuksesannya jauh dari kata mudah.
Setelah memutuskan hengkang dari pekerjaannya, Fortune nekat mendirikan African Star Communications yang fokus pada pengembangan artis-artis Hip Hop di Afrika Selatan pada 2008.
Jangan kira ia berkantong tebal untuk memulai debut perusahaannya ini. Bayangkan saja, modal yang dimilikinya saat itu hanya sebuah ponsel, laptop, dan uang sejumlah R1000 (rand, mata uang Afrika Selatan).
Kalau dihitung-hitung, dalam nilai tukar rupiah waktu itu artinya Fortune hanya bermodalkan sekitar Rp1,18 juta. Bisnisnya juga dimulai dari lantai kamar tidurnya sendiri alih-alih dalam ruang kerja yang layak.
Tapi lebih dari satu dekade kemudian, bisnisnya berkembang dengan platform yang tersebar di berbagai negara di Afrika seperti Nigeria, Botswana, dan Ghana, mengutip briefly.co.za.
“Jangan pernah menyerah, jika kamu ingin menjadi seorang pengusaha tetapi tidak siap untuk memberikan 100% diri kamu dan mengorbankan beberapa tahun hidup untuk benar-benar fokus pada impian kamu sebaiknya carilah pekerjaan yang benar-benar kamu sukai,” yakinnya kepada People.
“Sementara itu, kenali apa yang kamu inginkan, pertahankan impian itu, dan jangan dilepaskan sampai kamu meraihnya,” tambah Fortune.
Dalam sebuah wawancara dengan Successness, wanita pengagum Oprah Winfrey dan Maya Angelou ini memberi kredit atas kesuksesannya kepada nasihat terbaik dari sang Ibu bahwa uang bukanlah segala-galanya.
“Yang terpenting adalah melakukan apa yang kamu cintai. Begitu kamu melakukannya, uanglah yang berbalik akan mengejarmu,” cerita Fortune tentang nasihat yang diberikan oleh Ibunya.
Salah satu hal penting yang dinilai berperan membawa perusahaannya naik adalah networking. Keterampilan networkingnya telah meningkat secara drastis sejak ia memulai bisnis itu pada tahun 2008.
Namun, diakui oleh Fortune, motivasi terbesarnya untuk berhasil adalah putri satu-satunya. Pada awal-awal pendirian bisnisnya, ia dan putri kecilnya sampai-sampai harus berbagi mie instan untuk makan karena uang yang ia miliki semakin berkurang.
“Putriku membuat aku tetap termotivasi. Dia membutuhkan pakaian untuk dikenakan dan makanan di perutnya,” ungkap wanita bernama lengkap Farah Chirene Fortune ini, dikutip entrepreneurmag.
“Jika [bisnis] ini tidak berhasil untukku, aku bahkan rela bekerja membersihkan toilet supaya dia mendapatkan apa yang dia butuhkan. Aku tidak akan mau melihat anakku menderita,” tegasnya.
Ia membuktikan bahwa namanya lebih dari sekadar peruntungan. Dengan kerja keras, satu-persatu penghargaan dimenangkan Fortune untuk hasil kerja dan bisnisnya.
“Great Warrior Spirit Award”, “Women in Leadership Award”, dan “Top 50 Most Impactful Social Innovators” cuma beberapa dari sederet apresiasi dunia yang dihuni oleh namanya.
Dewasa ini, African Star Communications mewakili banyak rapper terkenal seperti K.O dan Solo, serta stand-up komedian Loyiso Gola dan Jason Goliath.
Apa yang membuat perusahaannya ini diakui berbeda dari perusahaan PR lainnya adalah kemampuannya mendapatkan klien-klien kecil dan menjadikan mereka bintang besar.
Meski kerap berpenampilan feminin, Fortune bisa menjadi sangat terampil sekaligus garang ketika menangani bisnis. Oleh para klien dan rekan-rekan satu industrinya, ia dijuluki “The Pitbull in Heels”.
“Menjadi seorang wanita dalam industri yang didominasi pria adalah sesuatu yang sulit. Anda harus terus-menerus lebih membuktikan diri Anda ketimbang pria mana pun di posisi Anda,” kilahnya dalam suatu kesempatan.
Lahir di Cape Town, Afrika Selatan, Fortune menghabiskan sebagian besar masa remajanya di berbagai belahan Eropa. Ia dan keluarganya baru pindah kembali ke Afrika Selatan pada Februari 2004.
“Aku kembali ke Afrika Selatan ketika berusia 25 tahun. Berasal dari keluarga besar, aku sangat menghargai saat-saat untuk menyendiri, tetapi kini dengan seorang putri, hal itu sebagian besar adalah mimpi,” tuturnya.
Sebelum banting setir memulai bisnis sendiri, ia di antaranya pernah bekerja sebagai seorang Publicist dan Editor di Alchemy Publishing. Kariernya di bidang perhumasan berawal dengan bekerja pada proyek-proyek besar seperti film pemenang Oscar "Tsotsi".
Proyek pertama Fortune bersama ASC adalah kerja sama dengan AIG dan Manchester United terkait Vodacom hanya tiga pekan setelah perusahaannya dibuka.
“Aku bosan bekerja untuk seorang bos. Sejak awal aku menyadari bahwa aku tidak akan pernah cocok diperintah seorang bos. Jadi aku berhenti dari pekerjaanku,” kisahnya.
“Aku tidak bisa mendapatkan pinjaman untuk bisnis yang ingin aku buat jadi aku mengambil tabungan terakhirku sebesar R1000. Dalam tiga pekan, perusahaan asuransi AIG memberi pekerjaan pertama kami.”
Menurut laman resmi perusahaan, ASC berjalan melalui tiga divisi yang mencakup Celebrity/Corporate Public Relations & Event Management. Demi hasil yang maksimal, perusahaan hanya bersedia menerima lima klien selebriti setiap tahunnya.
Melalui ASC, Fortune telah membantu pengembangan kehumasan perusahaan atau pun event-event besar seperti Ice Watch, African Romance for Miss World 2008, Coca-Cola Confederations Cup 2009, Nandos Peri-Deli, The Dudu Zuma Foundation, Nappy Run, dan African International Hair Extravaganza.
Di tengah segala jalinan hiruk pikuk dunia kehumasan dan entertainment, diakuinya sulit untuk menemukan keseimbangan antara karier, kehidupan pribadi, dan waktunya untuk sendiri.
“Aku tidak yakin telah benar-benar menemukan keseimbangan, tetapi aku berusaha dan membuat prioritas. Putriku ada di atas segalanya, melebihi prioritas pekerjaan dan kehidupan pribadiku. Aku kini jauh lebih menghargai 'me time' daripada sebelumnya,” tandas Fortune.