Bisnis.com, JAKARTA -- Ketidakpastian pandemi Covid-19 memberi kecemasan masyarakat apalagi bagi yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena dana darurat bertahan hidup kian menipis akibat pengeluaran sehari-hari.
Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto menyatakan dalam masa krisis akibat pandemi, strategi tata kelola keuangan tak bisa hanya dengan berhemat.
Dia menegaskan pentingnya menyusun prioritas keuangan, penjualan aset, sehingga dana darurat bisa diamankan dan lebih dihemat pula dengan mengurangi beban cicilan.
Oleh sebab itu, jika ada tawaran restrukturisasi cicilan, ada baiknya keluarga mengambil opsi tersebut untuk menjaga kantong keuangan keluarga bertahan dalam waktu 6 bulan.
“Selain itu mulailah kita melakukan substitusi barang dalam melakukan konsumsi. Misalnya, jika vitamin jika stok habis kita bisa ganti dengan buah-buahan,” ungkap Ligwina kepada Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Tak hanya restrukturisasi cicilan, substitusi konsumsi, penting juga Anda tetap menyediakan dalam porsi pengeluaran untuk kepentingan sosial.
Dia menyebut pada masa sulit saat ini, melakukan kegiatan sosial bisa menjadi obat bagi jiwa. Selain itu aksi sosial membantu sesame bisa meminimalisir dampak krisis yang lebih besar.
Sementara itu untuk investasi, Ligwina menyebut sentiment negatif dan pesimisme memang tak terhindarkan di kalangan investor saat ini.
Namun dia mengingatkan, investasi tak semata untuk menant return yang besar, tetapi juga menjamin kehidupan yang aman dan stabil.
Oleh sebab itu, dia menyebut tak masalah jika Anda mulai menahan atau mengurangi porsi investasi saat ini dan dialihkan ke dana darurat.
“Langkah menahan investasi itu tak masalah, asalkan Anda dan keluarga bisa tetap hidup tercukupi, aman, dan tidurnya tenang, tidak terganggu dengan dinamika keuangan,” paparnya.