Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pakaian beralih menjadi produsen masker.
Pandemi virus corona telah membuat bisnis pakaian menurun. Penjualan menurun dan produksi melambat, sehingga pengusaha kesulitan menggaji pegawai karena penjualan yang menipis.
Pengusaha produsen gamis, Wiwik menyampaikan bahwa pandemi yang terjadi saat ini berdampak pada usahanya. Dia mengungkapkan biasanya memproduksi sebanyak 115 gamis dalam sebulan.
Namun, pandemi virus corona telah membuat permintaan gamis menurun, sehingga usaha yang dia tekuni hanya bisa memproduksi 45 gamis saja. Kendati begitu, Wiwik tak putus asa dan tetap melakukan kerja sama dengan perusahaan dan pegawai negeri sipil untuk menjual gamis.
Meskipun begitu, Wiwik tak ingin mengandalkan pendapatan 100 persen hanya pada produksi gamis. Kini dia beralih menjadi produsen masker.
"Kami tertolong dengan adanya pesanan masker dari beberapa instansi baik perusahaan maupun pemerintah. Kami dapat kembali bekerja dengan melibatkan penjahit sekitar yang telah lama menganggur. Hingga saat ini kami telah memproduksi 22.000 masker,“ kata Wiwik, seperti dikutip Jumat (26/6/2020).
Kesulitan bisnis di tengah pandemi virus corona juga dialami oleh Cik Inturni, produsen seragam sekolah dan pakaian jadi. Biasanya, dia sering menerima pesanan seragam sekolah dari luar kota dan dijual hingga ke luar pulau.
Namun, pandemi virus corona membuat bisnis pakaian sekolah tidak berkutik. Kini Cik Inturni beralih menjadi produsen masker.
“Di masa pandemi ini kami lebih banyak memproduksi masker dan menerima pesanan hingga ke luar kota. Dengan produksi masker ini keberlangsungan usaha kami terus berjalan,” ujar Cik Inturni.