Bisnis.com, JAKARTA -- Elizabeth Stein memulai perusahaannya, Purely Elizabeth LLC, tak lama setelah resesi ekonomi 2007-2008. Dia memiliki harapan bagi para wirausahawan hari ini yang mengalami naik turunnya pasar yang bergejolak.
Dilansir melalui Forbes, bisnisnya yang terkenal dengan produk granola mencetak pertumbuhan 230%-260% secara tahunan pada tiga tahun pertama. Purely Elizabeth menawarkan produk premium yang terbuat dari bahan-bahan mahal.
Para analis, kata Stein, memperkirakan bahwa bisnisnya tidak akan mampu menjaga laju pertumbuhan yang pesat dalam jangka panjang.
Namun, dari 2014 hingga 2018, perusahaannya mampu tumbuh dengan kisaran 65% per tahun. Pada 2017, perusahaan makanan General Mills, melalui 301 Inc., menyuntikkan dana sebesar US$3 juta untuk bisnis tersebut.
“Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang memberi semangat dan dukungan yang memungkinkan Anda melompat dan terjun ke [startup]. Dan jangan terpaku untuk kesempurnaan sebelum Anda memulai. Banyak pengusaha terjebak dalam proses perencanaan," ujar Stein, seperti dikutip melalui Forbes, Rabu (1/7).
Ide bisnis Stein untuk Purely Elizabeth datang secara tidak sengaja. Berlatar belakang sebagai ahli nutrisi, dia ingin membangun bisnis yang akan mencakup konsultasi dan program-program kesehatan terpadu yang disesuaikan untuk klien. Untuk melakukan ini, Stein mengambil jalur kewirausahaan.
Dia memulai dengan membuat muffin bebas gluten untuk dibagikan pada pameran triathlon tahun 2008 sambil mempromosikan bisnis konselingnya.
Muffinnya disukai banyak orang dan para atlet di acara itu bertanya bagaimana cara membuatnya. Jadi, dia beralih menjadi pembuat adonan muffin dalam semalam, bidang bisnis belum pernah dia lakukan sebelumnya.
“Dalam pendidikan gizi, kami melihat bahan-bahan yang populer saat ini seperti chia, minyak kelapa, tepung millet. Pada 2007, tidak banyak produk bebas gluten yang tersedia benar-benar sehat untuk Anda,” katanya.
Dia membawa adonan muffin bebas glutennya ke acara Fancy Food di mana dia berhasil menjual produk senilai US$10.000 dalam beberapa jam.
Saat itulah dia menyadari dia punya bisnis, meskipun akhirnya dia pindah dari adonan muffin ke granola.
Selama bertahun-tahun, Stein menciptakan kembali pasar granola dengan sesama pengusaha makanan yang ingin menambahkan lebih banyak produk pangan padat nutrisi agar konsumen beralih dari gula dan karbohidrat.
Sekarang, Purely Elizabeth menambahkan lebih banyak ragam ke jajaran produknya.
Antara lain granola bebas biji-bijian dengan minyak MCT, campuran panekuk dengan tepung unik seperti teff dan tigernut yang bebas gluten, dan bahkan lulur yang terinspirasi oleh para petani gula kelapa di Indonesia yang menjadi pemasok bahan baku untuk Purely Elizabeth.
Dijalankan oleh wanita, pemasok gula kelapa mengungkapkan bahwa wanita Indonesia menggunakan gula secara rutin untuk menjaga kulit mereka tetap halus.
"Itu menjad ide di kepala saya, tetapi saya ingin melihat bagaimana kita dapat membagi keuntungan ke petani yang memproduksi gula," kata Stein.
Oleh karena itu, 5% penjualan dari lulur itu dikembalika ke fasilitas gula kelapa untuk mendukung pertumbuhan dan kebutuhan para petani.
Tapi itu hanya satu komponen kecil dari keinginan Stein untuk memberi kepada komunitasnya.
Sebagai B Corp, perusahaan ini terus menyumbang berbagai nirlaba selama bertahun-tahun: Institut Rodale, Slow Food USA, Wellness in Schools, dan banyak lagi.