Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) telah memberi dampak yang signifikan bagi berbagai pihak, termasuk para wirausahawan muda. Namun, sebagai pelaku usaha, tak sedikit diantara wirausahawan tersebut yang justru menjadikan tantangan tersebut sebagai peluang.
Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh UNDP Indonesia melalui program Youth Co: Lab. Memang secara statistik, ditemukan bahwa 79 persen wirausahawan muda melaporkan dampak negatif akibat virus korona, bahkan 21 persen diantaranya harus menghentikan bisnis secara total.
Namun, dibalik permasalahan tersebut, kreativitas dan semangat kewirausahaan muda di Indonesia justru tumbuh subur. Seperti hasil survei yang ditemukan pada 84 persen wirausahawan muda yang justru berhasil mengembangkan sistem pendukung melalui berbagai jaringan kewirausahaan muda.
Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Christophe Bahuet mengatakan dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa para kaum muda di Indonesia memiliki keinginan yang sangat besar untuk berkontribusi bagi perekonomian nasional.
“Meskipun COVID-19 memiliki dampak yang signifikan bagi para wirausahawan muda, mereka dapat bangkit kembali lebih cepat dengan dukungan kuat yang ditargetkan untuk membantu mereka tumbuh di saat krisis seperti sekarang,” ujarnya dalam UNDP SDG Talks & KonPres, Selasa sore (18/8/2020)
Salah satu wirausaha muda yang melihat peluang dibalik tantangan ini adalah Kepul, startup asal Medan yang mengembangkan aplikasi pengolahan limbah. CEO Kepul Abdul Latif mengakui bahwa saat pandemi Covid-19, pihaknya mengalami pengurangan transaksi penjualan limbah.
Baca Juga
Namun, pihaknya terus mencari celah cara berbisnis agar Kepul terus berjalan, walaupun kondisinya yang sangat sulit. Latif melihat bahwa selama masa PSBB banyak orang di rumah dan sampah logistik meningkat.
“Maka selama Pandemi ini, Kepul membuat beberapa program yang bekerja sama dengan masyarakat lokal, yaitu program membeli bahan makanan dengan sampah karena setiap sampah logistik yang mereka jual di Kepul akan ditukar bahan sembako,” tuturnya.
Dalam sambutan pembukaannya, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan anak muda di Indonesia memegang kunci untuk mendorong negara keluar dari krisis melalui kewirausahaan. Apalagi para anak muda ini memiliki kreativitas yang bisa menjadi peluang dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
Sementara itu, Ade Safrina Nasution selaku co-Founder Drom.id BerdayaKrui yang mengakui bahwa pandemi telah secara dramatis mengubah cara manusia bekerja dan hidup. Bahkan pada Maret dan April ketika pemerintah menerapkan PSBB, okupansi di Krui turun drastis. Apalagi saat itu Krui masih menargetkan pangsa pasar dari wisman.
“Saya perhatikan banyak dari kita yang tidak ingin membiarkan situasi berjalan tak terkendali sehingga memutuskan untuk mengatur ulang strategi dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan. Uang dan peluang masih ada, tetapi prioritas telah berubah, jadi kita harus menyesuaikan model bisnis kita dan Krui di sini banyak melibatkan komunitas," ungkapnya.