Bisnis.com, JAKARTA - Roti menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia yang biasa menjadi bekal pada pagi hari sebagai sarapan atau di sore hari untuk menemani waktu santai sambil menikmati secangkir kopi atau teh.
Roti dengan topingan kopi ala Meksiko yang lebih dikenal dengan coffee bun atau roti kopi banyak menjadi pilihan masyarakat. Selain aromanya yang khas, roti tersebut juga memiliki tekstur yang renyah diluar dan lembut di dalam.
Beberapa brand roti kopi yang cukup dikenal masyarakat antara lain Rotiboy asal Malaysia, serta Roti O dan Papabunz. Meski hanya berupa camilan, tetapi keuntungan yang bisa didapatkan dari franchise roti ini terbilang sangat besar.
Tak heran bila akhirnya banyak pemain usaha yang berlomba-lomba menciptakan brand roti kopi ini karena peluangnya masih sangat besar sedangkan pemainnya masih minim. Salah satu pelaku usaha yang menawarkan paket kemitraan untuk bisnis roti kopi ini adalah Ahmad Reza dengan brand usaha Ropi “Roti bikin Hepi”.
Reza mengatakan bisnis ini bermula karena istrinya yang sangat suka dengan roti, lantas dia pun membuat sendiri roti kopi tersebut hingga akhirnya mereka berani untuk membuka outlet pertama di Harapan Indah, Bekasi pada 2017.
Ternyata roti dengan brand Ropi tersebut sangat digemari karena rasanya yang nikmat dengan kualitas bahan baku terbaik dan tanpa bahan pengawet, serta memiliki harga yang sangat terjangkau.
Baca Juga
Variannya pun lebih beragam, tak hanya aroma kopi tetapi juga ada aroma vanila, pandan, cocopandan, dan susu. Begitu pula dengan isiannya yang lebih bervariasi, bukan hanya butter atau mentega saja tetapi juga ada coklat, vanila, cheese melt, mocca, dan srikaya dengan harga hanya Rp5.000 atau Rp10.000 untuk dua roti.
Melihat peluang yang masih potensial, Reza pun kemudian bergabung bersama Juara Group untuk mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan paket kemitraan di tahun 2019. Baru satu tahun berjalan, kini Ropi sudah memiliki 56 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Purwakarta, dan Cilegon.
Meski kondisi masih pandemi, tetapi Reza optimistis bisnis ini akan terus bertahan dan berkembang. Apalagi di daerah-daerah luar Jabodetabek yang menurutnya justru bisa mencetak omzet yang cukup baik. Untuk itulah Reza telah bersiap untuk memperluas pangsa pasar Ropi hingga ke sejumlah daerah lainnya di Jawa, Bali, dan Sumatera.
“Saat pandemi ini memang semua sektor kena dampak, penjualan memang sempat turun hampir 50 persen tetapi karena konsep kami take away, jadi tekanannya ngga separah yang dine in. Alhamdulillah saat ini sudah mulai pelan-pelan membaik. Kami pun sudah bersiap untuk menambah sejumlah outlet lagi di Sumatera, Jawa, dan Bali hingga akhir 2020,” tuturnya.
Dalam paket kerja sama, Ropi memiliki dua jenis model penawaran. pertama konsep kemitraan dimana pemilik modal menyetorkan modal awal kepada Ropi sebesar Rp100 juta yang digunakan untuk renovasi tempat, kitchen equipment, freezer, oven, peralatan, bahan baku awal, plang, spanduk, dan lain sebagainya.
“Dalam paket kemitraan ini, pemilik modal atau calon mitra yang menjalankan usahanya sendiri sehingga keuntungan semuanya menjadi milik mitra,” ujarnya.
Adapun model penawaran kerjasama kedua adalah kolaborasi atau patungan. Artinya dalam satu outlet tersebut, terdapat maksimal 40 orang atau investor yang menanamkan modalnya dengan investasi Rp3 juta.
Dari 40 orang tersebut, nantinya dipilih satu orang yang akan menjadi pengelola dan dianggap layak untuk mendapatkan permodalan menjalankan usaha Ropi. Para investor yang menanamkan modalnya tadi sifatnya pasif dan akan mendapatkan keuntungan dari 50 persen laba yang dibagi bersama investor lainnya.
Diakui olehnya bahwa dari dua jenis model tersebut, tentu yang lebih menguntungkan adalah usaha yang dijalankan dengan konsep bermitra karena investor yang menjalankan aktivitas operasional tersebut sendiri sehingga kerugian dan keuntungannya pun dinikmati sendiri.
Adapun untuk investor yang tergabung dalam sistem kolaborasi, memang tak perlu repot-repot mengurus bisnis hanya tinggal menanamkan modal yang setiap bulan dan setiap harinya akan mendapatkan laporan keuangan dari outlet tersebut. Namun jika dilihat dari sisi keuntungan jelas lebih minim karena harus dibagi dengan para investor lainnya.
Reza mengatakan ide bisnis kolaborasi ini muncul karena tak sedikit pebisnis yang sudah membeli paket kemitraan atau waralaba tetapi usahanya tidak berjalan lancar karena si pengelola tak mampu menjalankan bisnisnya dengan baik, padahal dia sudah mengeluarkan modal yang besar untuk membeli paket waralaba tersebut.
“Maka disini kami hadir menawarkan solusi untuk orang yang punya modal tetapi tidak mengerti menjalankan bisnis, bisa bergabung dalam paket kolaborasi,” ujarnya.
Namun, jika si pemilik modal benar-benar ingin menjalankan usahanya sendiri dan siap mengembangkan bisnisnya, maka dapat memilih paket kemitraan. Menurutnya, untuk mengelola outlet Ropi tidaklah sulit karena seluruh perlengkapan dan bahan baku sudah tersedia sehingga para mitra hanya tinggal menjalankan sesuai SOP yang ada.
Selain itu, Reza juga mengatakan bahwa roti bukanlah bisnis bakery yang memerlukan proses pembuatan yang rumit. Sebab, di sini para mitra hanya tinggal mengeluarkan bahan baku yang sudah diolah oleh pusat dari freezer, lalu tunggu 15 menit dan masukan ke proofer. Biarkan setengah jam lalu siap untuk diberi toping dan dioven.
“Bahkan untuk yang belum pernah berbisnis kuliner atau bisnis bakery pun bisa menjalankan ini karena caranya sangat mudah,” tuturnya.
Agar usaha yang dijalankan dapat terus berkembang dan bertahan lama, Ropi selalu menghadirkan inovasi-inovasi terbaru. Misalnya saja untuk inovasi yang baru dikeluarkan Ropi adalah Roti es krim. Yaitu roti yang di dalamnya diberi isian es krim. Semua bahan-bahan dengan kualitas terbaik sudah disediakan oleh kantor pusat.
Memiliki cita rasa yang nikmat dengan varian rasa dan toping yang beragam serta harga yang terjangkau membuat Ropi kian dicintai oleh para penggemarnya.
Dalam sehari penjualan rata-rata bisa mencapai 1000 sampai 1.200 pcs roti dengan omzet Rp5 juta hingga Rp6 juta perhari atau sekitar Rp120 juta per bulan sehingga bisa balik modal dalam kurun waktu 3 hingga 6 bulan.
“Ada outlet yang paling cepat balik modal 2 bulan. Itu yang di Cikampek, Sumur Batu, sama Kebon Kosong karena memang lokasinya strategis dan pengelolaan outletnya juga bagus, termasuk pemasarannya.”
INFOGRAFIS
PERHITUNGAN BISNIS
ANALISA KEUANGAN SEMANGAT
Penjualan
Omzet rata-rata per hari : Rp2.000.000
Omzet rata-rata per bulan : Rp60.000.000
Harga pokok produksi : Rp30.000.000 (50%)
Laba kotor : Rp30.000.000
Biaya operasional
Gaji pegawai (2 org) : Rp4.600.000
Sewa toko per bulan : Rp3.500.000
Listrik : Rp 700.000
Gas : Rp900.000
Iuran sampah dan keamaan : Rp200.000
Plastik, kemasan, dll : Rp3.500.000
Total : Rp13.400.000
Keuntungan bersih : Rp16.600.000
--
ANALISA KEUANGAN GASPOL
Penjualan
Omzet rata-rata perhari : Rp4.000.000
Omzet rata-rata perbulan : Rp120.000.000
Harga pokok produksi : Rp60.000.000 (50%)
Laba kotor : Rp60.000.000
Biaya operasional
Gaji pegawai (4 org) : Rp9.200.000
Sewa toko per bulan : Rp4.000.000
Listrik : Rp1.000.000
Gas : Rp1.200.000
Iuran sampah dan keamanan : Rp 200.000
Plastik, kemasan, dll : Rp5.000.000
Total : Rp20.600.000
Keuntungan bersih : Rp39.400.000