Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Kegagalan Inovasi Brand Ini untuk Memulai Bisnis di 2021

Tidak sedikit brand yang gagal menghasilkan sebuah inovasi dan menerapkan perubahan tersebut guna membantu memenuhi target yang ditetapkan.
Membangun brand perusahaan.
Membangun brand perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA -- Berbagai brand berusaha keras untuk berinovasi pada produk dan layanan mereka.

Namun, tidak sedikit yang gagal menghasilkan sebuah inovasi dan menerapkan perubahan tersebut guna membantu memenuhi target yang ditetapkan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan global yang mengkhususkan diri dalam strategi, pemasaran, penetapan harga, dan penjualan, Simon-Kucher & Partners mencatat bahwa 90% perusahaan mengatakan bahwa tekanan harga meningkat dan 75% mengatakan bahwa inovasi produk adalah langkah terbaik untuk menangkal efek dari tekanan ini.

Beberapa brand maju dengan strategi inovasi mereka yang telah menunjukkan hasil yang sukses. Di sisi lain, brand lain seperti Pepsi mengalami kendala besar dalam perjalanannya.

Dilansir melalui Entrepreneur, Kamis (7/1), data yang diterbitkan oleh TNS mengatakan bahwa apa yang diidentifikasikan oleh brand sebagai 'inovasi' terdapat pada penawaran yang mereka lakukan.

Adapun, hanya 15% dari mereka yang sudah mengimplementasikan konsep tersebut dengan baik pada proposal penawaran mereka, 82% memerlukan esktensi dan 3% lainnya harus melakukan peluncuran ulang.

Dengan angka-angka yang disebutkan di atas, kita dapat memahami bahwa belakangan ini banyak brand yang merambah eksplorasi dan eksperimen rute, yang mungkin berada di luar bidang mereka.

Seperti halnya pada kasus Pepsi, yang terkenal dengan brand minuman bersodanya, pada 2015 membuat keputusan untuk berinvestasi pada produk smartphone, Pepsi P1 dan Pepsi P1S.

Saat itu, Pepsi menawarkan sesuatu yang sangat mirip dengan desain khas ponsel masa kini, dibuat dengan bahan aluminium, tampilan luarnya mirip dengan kompetitornya, yang menawarkan layar 5,5 inci dan resolusi Full HD dengan prosesor MediaTek. Juga kamera 13 megapiksel dengan Flash Led ganda dan panel depan 5 megapiksel.

Seperti yang telah dijelaskan, tidak ada yang berbeda atau luar biasa dari proposal yang ditawarkan oleh Pepsi untuk sektor telepon seluler. Daya tarik sebenarnya yang ingin Pepsi dapatkan dari pengguna di pasar adalah logo brand di bagian belakang perangkat pintar.

Faktanya, inovasi itu tidak berhasil, terlepas dari kenyataan bahwa Pepsi dianggap sebagai merek penggemar.

Selain itu, harga produk tidak cukup menarik untuk memenangkanhati konsumen, sekitar US$100. Strategi Pepsi tidak berhasil dan dikenang sebagai kegagalan. Hanya seribu model P1 yang dijual.

Ketika perusahaan ingin berinovasi, mereka harus menyadari bagaimana brand-nya dipersepsikan oleh konsumen.

Dan ketika Anda berpikir tentang inovasi, Anda harus berpikir di luar kekuatan suatu brand, karena meskipun brand mendominasi di sektor tertentu, kesuksesan di sektor lain belum tentu mutlak, karena konsumen mempersepsikannya dengan cara yang berbeda.

Tentunya, ini bukan tantangan yang mudah, tetapi ada banyak kisah sukses besar yang menginspirasi untuk bertaruh pada strategi pemasaran asimetris, yang merupakan poin kunci untuk dapat berinovasi di pasar saat ini.

Risiko konstan dengan potensi adalah apa yang dibutuhkan saat ini untuk berubah menjadi area bisnis yang sebenarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper