Bisnis.com, JAKARTA - UPT Logam Yogyakarta membutuhkan pasokan bahan baku berupa ingot untuk fitting lampu downlight, menyusul membanjirnya pesanan dari produsen elektronik asal Jepang. Unit pelaksana teknis ini juga mendapat tawaran pembuatan satu komponen pompa air.
Kepala UPT Logam Yogyakarta Nafiul Minan mengatakan bahwa sejak pertama mengekspor pada 2019, permintaan fitting lampu downlight terus meningkat sehingga diperlukan tenaga kerja terlatih dan bahan baku berupa ingot.
“Kami juga tengah mencoba memberdayakan industri kecil menengah (IKM) di sekitar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku berupa ingot,” katanya seperti dikutip Antara, Minggu (7/3/2021).
Selama ini, ingot untuk kebutuhan produksi fitting lampu downlight diperoleh dari luar daerah seperti Sidoharjo, Surabaya, dan Bandung. Akan tetapi, jika IKM lokal bisa menyuplai ingot itu akan sangat bagus. Artinya, akan ada banyak keterlibatan masyarakat dan IKM sehingga pemberdayaan masyarakat tercapai.
"Value added untuk pelaku IKM juga besar. Tidak hanya membuat wajan dan cetakan kue saja. Pihak Jepang, Panasonic, pun mendukung rencana ini,” katanya.
Hanya saja, pihak Panasonic akan melakukan review secara ketat untuk memastikan kualitas bahan baku tersebut memenuhi standar dan pelaku IKM lokal bisa memasok secara stabil sehingga tidak mengganggu proses produksi.
Baca Juga
“Harapannya, hasil review dari pihak Jepang memberikan izin bagi IKM lokal untuk menyuplai bahan baku ingot,” katanya. Selain fitting lampu downlight, UPT Logam juga mendapat tawaran untuk membuat salah satu bagian dari pompa air.
UPT Logam Yogyakarta pertama kali mengekspor fitting lampu downlight untuk salah satu produsen elektronik asal Jepang pada 2019. Sejak saat itu, permintaan terus meningkat bahkan menyebabkan badan layanan umum daerah tersebut kewalahan memenuhi permintaan.
“Pada awalnya, kami mengekspor sekitar 3.000 hingga 4.000 unit per bulan. Namun saat pandemi, permintaan justru meningkat menjadi 12.000 unit per bulan. Ini yang membuat kami kewalahan,” kata Nafiul Minan.
Ekspor produk fitting lampu ke Jepang dari UPT Logam Yogyakarta tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI).
Menurut dia, mesin diecasting yang digunakan untuk mencetak fitting lampu downlight tersebut memiliki kemampuan menghasilkan 36.000 unit fitting lampu per bulan jika mesin dimaksimalkan bekerja selama 24 jam setiap hari.
Namun demikian, proses finishing fitting lampu masih dikerjakan secara manual dengan sumber daya manusia yang terbatas, tujuh orang, sehingga hanya mampu memenuhi permintaan sekitar 3.000 hingga 4.000 unit per bulan.
“Tidak mudah untuk memastikan bahwa tenaga finishing mampu bekerja dengan baik. Pihak Jepang sangat teliti dengan produk yang dihasilkan. Produk harus benar-benar dalam kondisi baik. Sedikit tergores saja pasti dikembalikan,” katanya.
Nafiul mengatakan pernah secara sembarangan mengirim produk fitting lampu tersebut hanya untuk memenuhi jumlah sesuai permintaan. “Tetapi yang terjadi justru banyak produk yang dikembalikan dan kami harus bekerja ulang untuk kemudian mengirim kembali produk tersebut ke Jepang. Biayanya justru lebih banyak,” katanya.