Bisnis.com, JAKARTA - Sebelum menjadi pemain utama industri farmasi China, Zhong Huijuan adalah seorang guru kimia. Kini dia masuk jajaran wanita terkaya asal Negeri Panda.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, Kamis (15/4/2021), Zhong berada di urutan ke-97 orang paling kaya sedunia dengan kekayaan tercatat senilai US$19,2 miliar.
Zhong merupakan pendiri Hansoh Pharmaceutical Group, pabrik produsen obat psikotropik yang berbasis di Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China. Obat psikotropik yang diproduksinya memiliki pangsa pasar terbesar di China.
Pada 2019, perusahaan itu mengantongi pendapatan senilai 8,7 miliar yuan (US$1,2 miliar) dari produk obat-obatan untuk mengalami diabetes, infeksi, tumor, dan penyakit sistem saraf.
Diwartakan South China Morning Post, perubahan karirnya dari seorang guru kimia menjadi penguasa industri farmasi mengingatkan pada tokoh Walter White, seorang gembong narkoba dan protagonis dalam serial TV hit Breaking Bad, meskipun tanpa aspek kriminal.
Selain pendiri, Zhong juga sekaligus pemegang saham mayoritas Hansoh Pharmaceutical, yang meneliti dan mengembangkan obat untuk penyakit sistem saraf pusat, kanker, infeksi dan diabetes, serta perawatan gastrointestinal dan kardiovaskular.
Dia memegang 66 persen sahamnya di perusahaan melalui Sunrise Trust, yang terdaftar di British Virgin Islands, dan telah menerima sekitar US$750 juta dalam bentuk dividen sejak Hansoh didirikan pada 1995.
Zhong lahir pada 1961, meraih gelar sarjana kimia dari Universitas Normal Jiangsu pada 1982. Dia kemudian mengajar mata pelajaran kimia di sebuah sekolah menengah di Lianyungang. Suaminya, Sun Piaoyang, bekerja di pabrik farmasi milik negara di kota yang sama.
Pada 1995, Zhong berhenti mengajar dan mendirikan perusahaan farmasi Jiangsu Hansoh dengan hanya 10 karyawan. Perusahaan tumbuh dengan cepat dan mencapai pendapatan US$4,5 juta pada 1997. Hansoh kemudian meluncurkan pabrik pertamanya untuk formulasi lisan pada 2000, dan pada 2016 menerima pembiayaan dari Hillhouse Capital Group, salah satu firma ekuitas swasta terkemuka di Asia.
Sebelum go public, Hansoh mengumpulkan US$344 juta dari sembilan investor termasuk GIC sovereign wealth fund Singapura dan perusahaan investasi China Boyu Capital. Perusahaan mengumpulkan US$ 1 miliar pada debut musim panas 2019 di bursa saham Hong Kong, sehingga valuasinya menjadi US$10 miliar.
Setelah hari pertama perdagangan Hansoh, Zhong menjadi wanita terkaya di Asia dengan kekayaan US$10,5 miliar, melebihi kekayaan suaminya yang terpisah sebesar US$9,4 miliar dari perusahaan farmasi miliknya, Jiangsu Hengrui Medicine yang terdaftar di Shanghai, perusahaan yang sebelumnya dijalankan oleh pemerintah.
Zhong mengatakan dalam upacara pencatatan perusahaan bahwa dukungan pemerintah memainkan peran penting dalam kesuksesan pembuat obat tersebut. Belanja perawatan kesehatan di China telah melonjak menjadi 5,9 triliun yuan (US$852 miliar) pada 2018 dari 3,5 triliun yuan pada 2014, dan diproyeksikan mencapai 9,4 triliun yuan pada 2023.
Saat ini, Zhong terdaftar sebagai wanita paling sukses atas usahanya sendiri di daftar tahunan Hurun Research Institute. Sementara itu, kekayaan bersih pasangan itu melebihi US$ 54 miliar, diatas kekayaan perusahaan keluarga di bidang farmasi terkenal lainnya seperti Sacklers, yang dikaitkan dengan krisis opioid di AS dan Bertarellis di Swiss.