Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil dan Kekayaan Melanie Perkins, CEO dari Canva

Penggunaan Canva sendiri akhir-akhir ini juga semakin meningkat, mengingat peran digital menjadi sangat penting terutama di masa pandemi. Salah satu sosok yang berperan dalam lahirnya dan berkembangnya Canva sendiri adalah CEO dari Canva, yakni melanie Perkins.
Melanie Perkins/entrepreneur
Melanie Perkins/entrepreneur

Bisnis.com, JAKARTA - Canva menjadi salah satu platform yang menawarkan solusi bagi Anda yang ingin mendesain dengan sistem yang simpel dan tidak terlalu kompleks.

Penggunaan Canva sendiri akhir-akhir ini juga semakin meningkat, mengingat peran digital menjadi sangat penting terutama di masa pandemi. Salah satu sosok yang berperan dalam lahirnya dan berkembangnya Canva sendiri adalah CEO dari Canva, yakni melanie Perkins.

Melanie Perkins lahir di Perth di negara bagian Australia Barat pada 1988. Ayahnya adalah orang Malaysia yang memiliki keturuan Filipina dan Sri Lanka. Ibunya sendiri adalah kelahiran australia. Ayahnya adalah seorang insinyur dan ibunya adalah seorang guru.

Menurut Australian Financial Review, Melanie berada di peringkat No.17 dalam 2018 Young Rich List, yang menyoroti orang-orang muda terkaya di negara itu.

Perkins juga dilaporkan memiliki kekayaan sebesar US$177 juta.

Sebelumnya, Perkins merupakan mahasiswa di University of Western Australia dan mengambil jurusan komunikasi, psikologi, dan perdagangan. Selain itu, Perkins juga mengajar siswa desain komputer dasar sebagai bagian dari jurusannya.

Melalui hal ini, dirinya mendapat inspirasi untuk mengembangkan platform desain grafis yang lebih mudah dan efisien setelah melihat murid-muridnya berjuang untuk menggunakan Adobe Photoshop dan platform desain kompleks lainnya.

Pada awal karir, Perkins mendirikan Fusion Books pada tahun 2007 bersama dengan calon suaminya yakni Cliff Obrecht.

Fusion Books sendiri adalah platform yang memungkinkan siswa mendesain buku tahunan sekolah mereka sendiri dengan menggunakan alat drag-and-drop yang menampilkan berbagai templat desain.

Namun dikarenakan dirinya memiliki sumber daya yang terbatas, Perkins kemudian beralih ke hal lain. Walaupun itu, Fusion Books tetap menemukan kesuksesan yang signifikan.

Dengan kinerja Fusion Books yang kuat, namun pendanaannya sendiri hampir habis. Hal ini mendorong Perkins dan Obrecht untuk mendapatkan bantuan dari pemodal ventura yang tidak hanya mendanai Fusion Books namun kini menjadi Canva Inc.

Perkins sendiri mengatakan sulit untuk menemukan investor. Diketahui dirinya ditolak oleh lebih dari seratus investor di Perth.

Peluang tersebut muncul ketika investor terkemuka Bill Tai mengunjungi Perth pada tahun 2011 untuk menilai kompetisi start-up. Perkins dan Obrecht berhasil mengajukan Canva saat makan malam yang diselenggarakan Tai tetapi tidak menerima dana.

Tai kemudian secara teratur mengundang mereka ke berbagai pertemuan. Banyak yang melewatkan tawaran dari Perkins, hingga akhirnya seorang mantan eksekutif Google bergabung yakni Cameron Adams yang memiliki keahlian teknis yang relevan.

Setelah dua putaran pendanaan awal, perusahaan secara resmi diluncurkan pada 2013. Perkins menjadi CEO Canva, Obrecht ditunjuk sebagai COO, sementara Adams sebagai CPO.

Pertumbuhannya cepat dan perusahaan telah mendaftarkan 600.000 pengguna dalam waktu kurang dari setahun setelah diluncurkan.

Berdasarkan data bisnis CB Insights, kini valuasi Canva bernilai sebesar US$40 miliar dan menjadikan perusahaan rintisan paling berharga kelima di dunia yakni dibelakang ByteDance China, yang memiliki TikTok, platform pembayaran Stripe, perusahaan roket Elon Musk SpaceX, dan perusahaan teknologi keuangan Swedia Klarna.

Perkins juga memiliki motivasi bahwa Canca ingin menjadi tempat yang Anda dapat kunjungi secara default. Hal inilah yang membuatnya gratis untuk digunakan.

Model bisnis yang dipakai Canva sendiri adalah model bisnis freemium, di mana pengguna bisa mendapatkan akses ke 40.000 template Canva dengan membayar biaya berlangganan reguler.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper